Papua No.1 News Portal | Jubi
Merauke, Jubi – DPRD Merauke bakal mendalami informasi mengenai dugaan tindakan kekerasan terhadap seorang guru di Distrik Jagebob. Mereka menilai kasus tersebut tidak sepatutnya terjadi.
“Saya mendapat informasi bahkan telah melihat (kondisi) guru yang (diduga) dipukul orangtua siswa di Distrik Jagebob. Mukanya memar dan bengkak,” kata Wakil Ketua DPRD Merauke Dominikus Ulukyanan, Senin (3/2/2020).
Namun, Ulukyanan mengaku belum mengetahui persis kejadian sesungguhnya dan motif pelaku pemukulan. Karena itu, DPRD Merauke mengagendakan kunjungan ke Jagebob untuk mendapat informasi lebih jelas dari pihak sekolah.
Sebagai mantan guru yang pernah bertugas selama 30 tahun di pedalaman, Ulukyanan menyayangkan perbuatan orangtua siswa yang diduga melakukan tindakan main hakim sendiri. Kalau ada persoalan, seharusnya diselesaikan secara baik-baik. “Pemukulan terhadap guru saat mengajar atau di areal sekolah merupakan tindakan sangat tidak manusiawi.”
Karena itu, dia sepakat kasus tersebut diselesaikan secara hukum agar menimbulkan efek jera. “(Kasus pemukulan terhadap guru) tidak boleh diselesaikan secara kekeluargaan. Kalau cara itu dilakukan, profesi guru tidak dihargai lagi.”
Anggota DPRD Merauke Moses Kaibu juga mendukung penyelesaian secara hukum kasus kekerasan terhadap guru tersebut. Hal itu untuk menjaga harkat dan martabat profesi guru.
“Kalau pun ada persoalan (dengan guru), orangtua semestinya menanyakan secara baik-baik. (Dia) tidak (boleh) langsung melakukan pemukulan karena (tindakan) itu menyalahi hukum,” kata Kaibu. (*)
Editor: Aries Munandar