Papua No. 1 News Portal I Jubi
Khartoum, Sudan, Jubi – Pemerintah Sudan baru-baru ini telah memutuskan untuk secara bertahap mengganti obat import dengan produksi lokal, dengan harapan itu bisa menghidupkan kembali industri farmasi nasional.
Keputusan tersebut mula-mula bertujuan mendorong industri farmasi lokal , kata Menteri Kesehatan Sudan Bahar Idriss Abu Garada dalam satu taklimat di Ibu Kota Sudan, Khartoum, Senin (14/8/2017).
Data statistik resmi menunjukkan negeri itu mengimpor obat dengan nilai lebih dari 200 juta dolar AS per tahun, sedangkan obat lokal mengisi 40 persen tuntutan pasar lokal.
Impor 232 jenis obat manusia dan 24 jenis obat hewan akan dihentikan dalam waktu dua bulan ke depan, dan mendesak importes obat agar menyesuaikan kondisi mereka sebelum tenggat tersebut.
Sementara itu, Direktur Jenderal Dewan Racun dan Obat Nasional di Sudan Zine El-Abidine Abbas Al-Fahal menganggap keputusan tersebut sebagai perubahan penting positif guna melindungi industri nasional.
"Keputusan ini akan memberi sumbangan bagi kebangkitan industri nasional dan menyediakan kondisi dengan sumber daya uang kontan dalam bentuk devisa yang digunakan dalam mengimport obat yang bisa diproduksi di dalam negeri," kata Al-Fahal.
Lembaga pemerintah, menurutnya pada awal akan menghadapi kesulitan seperti menyediakan obat yang memadai untuk memenuhi kebutuhan, menjamin kualitas obat lokal serta mengubah persepsi konsumen yang mendukung obat impor.
Penguasaha obat di Sudan menyambut baik keputusan tersebut.
Ketua Kamar Dagang Produsen Obat di Sudan, Ahmed Al-Badawi, bahkan memuji kemampuan perusahaan farmasi lokal,dalam menyediakan obat standar.
Namun industri obat di Sudan, katanya masih menghadapi tantangan. Misalnya, kurangnya mata uang asing untuk mengimpor bahan mentah untuk pembuatan obat.(*)