Papua No. 1 News Portal | Jubi ,
Jakarta, Jubi – Calon hakim Mahkamah Agung Amerika Serikat pilihan Presiden Donald Trump, Brett Kavanaugh, membantah segala tudingan pelecehan seksual yang diarahkan padanya di hadapan Senat. Bantahan disampaikan dengan berderai air mata dan emosi meluap.
"Saya bersumpah hari ini, di hadapan Senat dan seluruh bangsa, atas nama keluarga saya dan Tuhan, saya tidak bersalah atas tuduhan ini," ujar Kavanaugh di depan Komite Kehakiman Senat, Kamis (27/9/2018).
Dalam sidang tersebut, Kavanaugh menyebut ia menjadi korban tuduhan yang tak masuk akal dan upaya pembunuhan karakter. Kavanaugh menegaskan bahwa ia akan tetap mencalonkan diri sebagai hakim MA, tak peduli apa pun tuduhan yang diarahkan padanya.
"Saya tak akan terintimidasi untuk menarik diri dari proses ini," kata Kavanaugh, menambahkan .
Trump memuji pengakuan Kavanaugh melalui akun Twitter pribadinya, usai sidang tersebut..
"Pernyataannya sangat kuat, jujur, dan menarik. Strategi mencari dan menghancurkan oleh Partai Demokrat sangat memalukan dan proses ini hanya tipuan dan upaya untuk menudna, mengganggu, dan menolak. Senat harus memilih!" tulis Trump.
Sejak tudingan ini bergulir, Partai Republik memang selalu menuding Partai Demokrat sengaja menyebar isu ini sebagai kampanye gelap.
Setelah sesi dengar pendapat selama sembilan jam ini, Senat akan mengadakan pertemuan pada Kamis malam waktu setempat untuk menentukan nasib Kavanaugh
Tudingan pelecehan terhadap perempuan menjadi perhatian publik setelah dua perempuan mengaku pernah menjadi korban pelecehan seksual oleh Kavanaugh, salah satunya seorang profesor psikologi di Universitas Palo Alto, Christine Blasey Ford, yang juga bersaksi di hadapan Senat.
Ford mengaku dilecehkan oleh Kavanaugh pada 1982, ketika keduanya masih bersekolah di Maryland. Kala itu, Kavanaugh masih berusia 17 tahun, sementara Ford dua tahun lebih muda.
Ia mengklaim saat itu Kavanaugh mencoba membuka bajunya ketika sedang mabuk di sebuah pesta.Segala tudingan ini membuat nasib pertaruhan pencalonan Kavanaugh sebagai hakim MA AS terancam. (*)