Dituduh campur tangan politik dalam negeri Samoa, peran PBB akan ditinjau kembali

Simona Marinescu. - PACNEWS

Papua No.1 News Portal | Jubi

Apia, Jubi – PBB sedang menghadapi masalah besar di Samoa setelah pemerintah negara itu meminta agar peran PBB di sana segera ditinjau kembali.

Tuduhan yang paling mendesak adalah menyangkut Residen Koordinator PBB di Samoa, Simona Marinescu, dari pemerintah setempat bahwa dia telah ikut campur dalam politik dalam negeri Samoa.

Partai politik Fa’atuatua i le Atua Samoa ua Tasi (FAST) yang berkuasa di Samoa menuduh Marinescu melanggar prinsip-prinsip PBB sebagai pihak yang netral ketika ia dengan ‘secara aktif’ bekerja melawan partai tersebut selang pemilu di sana pada April tahun ini.

Marinescu adalah seorang politikus asal Rumania, ia mulai memegang jabatan di Apia sejak awal 2018.

Tuduhan partai FAST ini berkaitan dengan keterlibatan Marinescu dalam upaya untuk meningkatkan jumlah anggota parlemen perempuan di Samoa. Topik ini lalu menjadi titik utama perdebatan yang menyebabkan kebuntuan politik selama berbulan-bulan antara Partai Perlindungan HAM yang berkuasa saat itu, dan FAST, dalam pemilu bulan April, yang dimenangkan oleh FAST.

Marinescu adalah serong pendukung hak-hak perempuan yang vokal. Namun, dengan mendorong masalah kuota anggota parlemen perempuan saat tahap pasca-pemilu yang sulit, dia dituduh telah mendukung HRPP dan pemimpinnya, mantan perdana menteri Samoa Tuilaepa Sailele Malielagaoi, yang saat itu bertujuan untuk mencegah Fiame Naomi Mata’afa menjadi perdana menteri perempuan pertama negara itu.

Setelah berbulan-bulan saling tuntut di pengadilan, serta berbagai aksi demonstrasi yang dilakukan oleh pendukung HRPP – FAST juga menuduh keterlibatan Marinescu dalam menghasut masyarakat – Mata’afa pun dilantik sebagai perdana menteri.

Wakil Ketua partai FAST, La’auli Leuatea Schmidt, juga mempertanyakan peran Marinescu dalam rekomendasi untuk melegalkan aborsi di Samoa. Ia menegaskan bahwa peran Marinescu untuk mendorong perubahan hukum Samoa di bidang hak-hak perempuan itu seharusnya tidak boleh dilakukan, menambahkan bahwa sang diplomat dianggap telah melewati batas.

“Dia seharusnya tidak memiliki afiliasi apapun dengan politik dalam negeri kita,” katanya. “Itu adalah kekhawatiran utama kami, karena kami tahu bahwa dia telah terlibat dengan urusan politik kami secara lokal.”

Saat ini Marinescu masih berada di luar Samoa, setelah menghadiri COP26 di Glasgow, dan masih belum pasti apakah dia bisa masuk kembali ke Samoa mengingat sentimen pemerintah baru ini. Ia belum menanggapi permintaan RNZ Pacific untuk wawancara.

Tuilaepa, sekarang pemimpin oposisi, telah membela Marinescu dan meminta La’auli untuk meminta maaf atas serangannya disebut sebagai ‘tidak beralasan’.

Sumber-sumber yang dekat dengan PBB di Samoa menegaskan bahwa tidak mungkin telah berusaha untuk membantu HRPP memenangkan pemerintah, tetapi mengakui bahwa intervensinya mungkin tidak sesuai dengan situasi dan kondisi di Samoa.

Selama periode Marinescu di Samoa, ada juga tuduhan korupsi atas sebuah proyek ketahanan perubahan iklim besar di bawah PBB.

Sementara itu, pemerintah PM Fiame Mata’afa telah mendesak agar peran PBB di Samoa kembali dikaji.

La’auli juga mengakui hal-hal baik yang telah dilakukan PBB selama bertahun-tahun di Samoa. Namun dia menekankan bahwa persoalan-persoalan yang baru muncul ini menyoroti perlunya peninjauan kembali hubungannya dengan PBB, demi melindungi budaya Samoa dan nilai-nilai Kristen. (RNZ Pacific/PACNEWS)

 

Editor: Kristianto Galuwo

Leave a Reply