Disnakerindag modali pedagang asli Papua dengan dana Otsus

Istri Wakil  gubernur Papua, Stefra Sopora Dupuy saat melihat kerajinan gerabah saat kegiatan PKK baru-baru ini di Wamena-Jubi/Humas Jayawijaya

Papua No. 1 News Portal | Jubi
Wamena, Jubi – Kepala Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Perdagangan Jayawijaya, Semuel Munua mengatakan, penggunaan dana otonomi khusus (Otsus) di dinasnya pada 2019 ini digunakan untuk membiayai usaha pedagang asli Jayawijaya.

Menurutnya, meski dana Otsus di dinasnya terpotong hingga tersisa Rp 100 juta lebih dari jumlah biasa yang diterima sekitar Rp 3 Miliar, namun di tahun anggaran ini pihaknya tetap menjalankan program untuk bidang perekonomian rakyat.

Read More

“Dana Otsus di dinas untuk membiayai pedagang asli di distrik Yalengga yang akan menempati dua unit Ruko di pasar daerah itu,” kata Munua kepada wartawan di ruang kerjaya, Rabu (12/9/2019).

Dia katakan, dari dana Otsus yang tersisa itu digunakan untuk bantuan bahan makanan serta kebutuhan pedagang yang telah ditunjuk mengisi dua Ruko yang akan dibangun di pasar Yalengga.

“Sudah dibangunkan Ruko dimodali lagi pedagangnya. Jumlah yang ada dari Otsus itu sudah dibuatkan RKA, termasuk mungkin untuk pembuatan rak atau lemari, kursi meja, biaya ongkos angkut barang yang akan dijual dari kota ke Yalengga,” katanya.”Jadi, dinas yang tanggung semua, mereka tinggal jual saja nantinya,” sambung Munua.

Meski begitu dalam upaya meningkatkan perekonomian rakyat, Disnakerindag terus melakukan pembinaan terhadap sejumlah pedagang dan juga kerajinan-kerajinan dari masyarakat.

Sebagai contoh, pada peringatan hari keluarga nasional dan PKK tingkat provinsi Papua yang diadakan di Wamena baru-baru ini, kerajinan gerabah yang ditampilkan di pameran saat itu mendapat respons dari istri gubernur dan wakil gubernur Papua.

Saat kegiatan PKK kemarin itu ibu wakil gubernur mengorder gerabah dari pengrajin Jayawijaya sebanyak 40 ribu yang dibeli dengan harga Rp.30 ribu per biji. Jadi kita tinggal bina terus, agar dia siapkan 40 ribu gerabah, tinggal hitung saja 40 ribu kali Rp 30 ribu dia bisa dapat Rp 1,2 Miliar,” katanya.

Selain itu tambah Munua, pengrajin patung pun mendapat pesanan patung seharga Rp 100 juta.”Untuk kerajinan gerabah bentuk Honai dan jenis mangkuk dipesan masing-masing 20 ribu, lalu ibu gubernur juga ada beli Rp 100 jutaan untuk ukiran, sehingga ke depan hal seperti ini yang mesti kita bina terus,” kata Munua.

Sebelumnya Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua mengatakan pembangunan pasar di Yalengga nantinya akan ada dibangun dua Ruko yang diperuntukan masyarakat asli setempat. Isinya akan dibiayai pemda, agar bagaimana mereka juga dapat bersaing untuk berbisnis. “Sehingga mereka juga bisa bersaing secara sehat untuk bisa mengembangkan usahanya,” katanya. (*)

Editor: Syam Terrajana

Related posts

Leave a Reply