Jayapura, Jubi – Beredarnya beberapa obat herbal berharga mahal yang diklaim dapat menyembuhkan penyakit HIV dan AIDS di Papua, mendapatkan tanggapan dari pihak Dinas Kesehatan Provinsi Papua.
“Obat herbal itu hanya sebagai pelengkap nutrisi dan tidak menumbuhkan sel-sel yang mati akibat penyakit HIV,” kata dr Rindang Pribadi Marahaba, Kasie HIV dan AIDS dan PIMS, Dinas Kesehatan Provinsi Papua kepada Jubi, Senin (13/5/2019) di Jayapura.
Dia menegaskan, selama ini tidak ada obat untuk memperlambat pertumbuhan penyakit HIV dan AIDS selain Antiretroviral (ARV).
Daripada menghabiskan banyak uang untuk membeli obat herbal itu, dia mengimbau warga penyandang HIV/AIDS membeli penambah nutrisi seperti makanan sehat dan sayur- sayuran. Tak lupa olah raga teratur, menjaga gaya hidup sehat.
Salah satu orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Jayapura mengaku selama 17 tahun dirinya sudah dinyatakan posisitif HIV. Tetapi dia bisa bertahan dan anaknya negatif HIV karena mengonsumsi ARV dengan teratur dan olahraga.
Dia juga berpesan agar selalu punya pikiran positif dan olaraga makan sehat maka penyakitnya tidak akan bertambah. Dan obat yang dijual di pasaran biasanya hanya untuk menambah stamina.
“Persediaan obat (ARV) selalu ada di Indonesia dan itu gratis. Hanya membutuhkan uang taksi untuk ambil obat di rumah sakit atau puskesmas,”ujarnya.
Editor: Syam Terrajana