Dinasker akui pengangguran di Papua masih banyak

Ilustrasi para pencari kerja di Papua – Jubi/dok
Ilustrasi para pencari kerja di Papua – Jubi/dok

Mengacu data Badan Pusat Statistik yang menunjukan jumlah pencari kerja masih tinggi.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Read More

Jayapura, Jubi – Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Provinsi Papua, Yan Piet Rawar, mengakui angka pengangguran masih cukup tinggi. Ia mengacu data Badan Pusat Statistik yang menunjukan jumlah pencari kerja masih tinggi.

Yan Piet menyebutkan kurangnya keahlian dan pengalaman bekerja serta belum adanya kepastian pengumuman hasil peneriaan CPNS menjadi salah satu faktor tingginya angka pengangguran.

“Karena belum ada kejelasan maka rata-rata pencari kerja dalam posisi siap menunggu, kemudia ditambah dengan pengangguran terbuka yang cukup besar karena belum ada perusahaan baru yang buka di Papua,” kata Piet Rawar saat dihubungi wartawan via telepon seluler di Jayapura, Kamis (21/11/2019).

Baca juga : Pencari kerja di Papua dimbau lirik sektor swasta Pencari kerja ancam boikot kontestasi Pilpres 2019

Jumlah pencari kerja di Nabire capai 3000 orang

Selain itu Yan menyebutkan pemutusan hubunga kerja atau PHK murni maupun sepihak jumlahnya cukup besar, sehingga berkontribusi terhadap angka pengangguran di Papua. Sedangkan proses kerja antar daerah  atau pengiriman tenaga kerja dari luar tidak sesuai dengan mekanisme yang sesuai dengan aturan yang berlaku.

“Kadang-kadang mereka melakukan rekrutmen tanpa melapor ke dinas tenaga kerja kabupaten/kota. Ini juga menjadi masalah,” ujar Rawar menjelakan.

Meski demikian, ia menjelaskan masih ada kesempatan kerja pada sektor konstruksi lewat pembangunan venue dalam rangka PON, tapi kebanyakan pekerja yang diambil harus memiliki keahlian khusus. Apalagi perusahaan yang mendapat pekerjaan dari luar Papua.

“Jadi jika dilihat memang tenaga kerja lokal Papua yang bekerja d sektor ini sedikit sekali dilibatkan,” kata Rawar menambahkan.

Saat ini dinas tenaga kerja provinsi, kabupaten dan kota terus memberikan pelatihan-pelatihan dan program pendidikan yang mengarah kepada penempatan agar mampu bersaing. Hal itu dilakukan untuk menyambut Papua ebagai tuan rumah PON, sehingga masyarakat pencari kerja bisa manfaatkan kesempatan itu.

“Semua sektor akan punya peran di PON 2020. Oleh karena itu, pemerintah kabupaten/kota harus persiapkan anak-anak Papua,” katanya.

Seorang pencari, Wendi 28 tahun, warga Kelurahan Ardipura, Kota Jayapura mengaku menjadi seorang PNS masih menjadi idola para pencari kerja. Alasannya jaminan hidup hingga hari tua atau pensiun hanya ada di pemerintahan.

“Kalau swasta kan tidak mungkin kita bisa mendapat jaminan hari tua. Jadi, apabila ada penerimaan CPNS pasti banyak anak muda yang mendaftar,” kata Wendi. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply