Dinas Pertanian Jayawijaya akan rehabilitasi kebun kopi rusak seluas 100 hektare

Pengelolaan dan produksi kopi di Kampung Waga-waga, Distrik Kurulu. -Jubi/Islami

Papua No.1 News Portal | Jubi

Wamena, Jubi – Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jayawijaya, Hendri Tetelepta mengatakan, pada 2022 ini yang diprioritaskan yakni program ‘Wen, Wam Wene’ dari Bupati dan Wakil Bupati Jayawijaya.

Program tersebut lebih kepada penyediaan bibit tanaman baik holtikultura, pangan dan perkebunan, bibit ternak dan peralatan pendukung pertanian.

Read More

Untuk di bidang pertanian khususnya kopi, kata Hendri, tahun ini akan dilakukan rehabilitasi kebun-kebun kopi yang rusak, di mana dari pemerintah provinsi ada pengembangan seluas 100 hektare.

“Untuk titik-titiknya masih menunggu DIPA dari provinsi baru kami bisa tentukan lokasi,” katanya kepada wartawan di pusat produksi kopi Kampung Waga-waga, Distrik Kurulu, Selasa (1/2/2022).

Kata dia, selama ini pembinaan khusus bagi petani kopi merupakan sinergi antar-OPD baik Dinas Pertanian sendiri, Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Perdagangan maupun Dinas Penanaman Modal, Koperasi dan PTSP.

“Jadi, di Dinas Pertanian pembinaan yang dilakukan hanya sampai pada kopi beras atau biji, ketika produksi telah menjadi kopi bubuk atau produk lain itu ada di OPD lainnya,” katanya.

Untuk hasil produksi sendiri dari para petani kopi, hingga akhir 2021 ada 165,3 ton dari lahan seluas 2.026 hektare, di mana untuk kopi gabah 60-80 ribu rupiah, kopi beras 100-120 ribu rupiah per kilogram.

“Memang permintaan banyak tetapi kami punya produksi yang masih rendah, untuk mendukung itu kami perlu perluasan area dengan memperbaiki kebun-kebun rusak. Untuk pemasaran kopi memang banyak, ada dari ekonomi hijau, Binmas Noken Polri, TNI dan beberapa kafe yang ada di Wamena, di samping permintaan dari luar,” ucapnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Jayawijaya, Thony M. Mayor menyebut perhatian pemerintah daerah terhadap para petani khususnya kopi terus dilakukan, namun karena adanya keterbatasan anggaran, sehingga tidak dapat menjangkau semua kelompok tani yang ada.

“Bantuan-bantuan dari pemerintah saya kira sudah cukup, tinggal bagaimana pengelolaannya,” kata Thony Mayor. (*)

Editor: Kristianto Galuwo

Related posts

Leave a Reply