Jayapura, Jubi – Dinas Perkebunan Provinsi Papua meminta para pelaku ekspor impor yang ada di Bumi Cenderawasih untuk bersinergi mewujudkan keinginan pemerintah Papua, untuk mengekspor hasil pertanian ke wilayah Pasifik, PNG dan negara lainnya.
Kepala Dinas Perkebunan Papua, John Nahumury mengatakan harus ada kesepakatan untuk melihat potensi-potensi yang ada di Papua, untuk kemudian didorong untuk di ekspor seperti kopi, kakao, kelapa dalam, sagu dan lainnya.
“Untuk kopi ada beberapa pelaku usaha yang bisa digandeng, untuk melihat bagaimana kualitas, jumlah sampai dengan kendala yang dihadapi. Agar permintaan kopi bisa terpenuhi dengan sangat baik,” kata Nahumury, di Jayapura, Selasa (23/4/2019).
Untuk sawit, ujar ia, permasalahan yang selama ini adalah para pelaku usaha baru berpikir untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Hanya saja itu masih harus ditelusuri.
“Saya sudah minta tim kami untuk melacak ini, jangan mereka bilang kirim ke Surabaya tetapi ternyata ke luar negeri. Kalau sampai ini terjadi tentu bisa dikenakan sanksi,” ujarnya.
Ia katakan, jika harga sawit di luar sangat bagus. Tentu ketika di ekspor akan sangat menguntungkan. Oleh karena itu, pihaknya terus mendorong agar ada Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO).
“Itu aturan dalam negeri yang harus dilakukan, agar ke depan bila ada permintaan dari luar negeri tidak terkedala,” katanya.
Jhon Nahumuri menambahkan, jika ke depan ekspor sudah berjalan baik, pihaknya berharap produksi juga bisa dilakukan di Papua.
“Kalau bicara produksi dan produktivitas itu urusan saya, tapi kalau bicara ekspor harus semua pihak terlibat mulai dari karantina, imigrasi dan lainnya. Agar apa yang diharapkan bisa terwujud dan terlaksana dengan baik,” ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur Papua Lukas Enembe mengatakan pemerintah provinsi Papua berencana di 2021, membeli kapal barang guna mengangkut hasil pertanian untuk di ekspor ke wilayah Pasifik, PNG dan negara-negara kecil lainnya.
“Kalau kita bisa sinergi sama-sama, tentu kita akan siapkan kebutuhan yang diperlukan untuk kemudian menjadi pintu ekspor wilayah Pasifik,” kata Enembe.
Ia tekankan, salah satu yang sudah berjalan saat ini yakni ekspor beras dari Merauke ke PNG, hanya saja belum berjalan maksimal karena aksesnya tidak jelas, apakah dengan kapal atau transportasi lain. (*)
Editor: Syam Terrajana