Dinas Kesehatan Papua gelar rapat koordinasi pekan imunisasi nasional

Peserta rapat koordinasi lintas sektoral Pekan Imunisasi Nasional yang berlangsung di Kota Jayapura, Senin (11/3/2019) mengikuti sosialisasi bahaya polio - Jubi / Ramah
Peserta rapat koordinasi lintas sektoral Pekan Imunisasi Nasional yang berlangsung di Kota Jayapura, Senin (11/3/2019) mengikuti sosialisasi bahaya polio – Jubi / Ramah

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Dinas Kesehatan Provinsi Papua menggelar rapat koordinasi lintas sektor di Kota Jayapura, Papua, Senin (11/3/2019) untuk mempersiapkan pelaksanaan Pekan Imunisasi yang akan dimulai 18 Maretmendatang. Strategi untuk menghadapi keengganan masyarakat untuk mengimunisasikan anak mereka menjadi salah satu bahasan utama.

Read More

Rapat koordinasi lintas sektor itu diikuti berbagai pemangku kepentingan, termasuk mahasiswa, tokoh masyarakat, tokoh agama, maupun tokoh perempuan. Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Papua, Togu Sihombing menyatakan rapat koordinasi itu berupaya menyelaraskan pengembangan pelayanan kesehatan, khususnya dalam pencegahan polio.

“Keselarasan di antara berbagai pemangku kepentingan lintas sektor itu sangat diperlukan dalam upaya mempromosikan layanan imunisasi sebagai pencegahan penyakit,” kata Sihombing. Ia berharap seluruh pemangku kepentingan turut memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya vaksinasi, khususnya vaksinasi polio.

“Imunisasi merupakan upaya mencegah penyakit. Imusasi polio sangat penting bagi anak berumur 1-15 tahun, agar anak bertumbuh kembang dengan baik dan terhindari dari polio. Tanpa bantuan dari berbagai pemangku kepentingan untuk menyebarluaskan informasi pentingnya imunisasi polio, pelaksanaan pekan imunisasi sulit berhasil,” ujarnya.

Sihombing mengingatkan virus penyebab polio sangat berbahaya karena menyerang sistem syaraf yang menyebabkan kelumpuhan permanen dan dalam banyak kasus infeksi terjadi tanpa menimbulkan gejala apapun. Penyakit itu juga sangat mudah ditularkan melalui kontak pembawa (orang yang sudah terinfeksi) dengan orang lain, dan bisa mewabah. Polio tidak bisa diobati, dan hanya bisa dicegah dengan imunisasi.

“Jika kelumpuhan terlanjur terjadi, tidak ada obat yang bisa mengobati kelumpuhan itu. Jika kelumpuhan terjadi, penderita hanya bisa menjalani rehabilitasi medis untuk mengurangi kecacatan yang lebih berat. Dalam Pekan Imunisasi Nasional di Papua yang dimulai 18 Maret nanti kita menargetkan 95 persen dari total 1,8 juta jiwa anak dengan usia 0-15 tahun di 29 kabupaten/kota di Papua akan mendapat imunisasi polio secara gratis,” kata Sihombing.

Salah satu peserta rapat koordinasi itu, Jimmy mengusulkan Dinas Kesehatan Papua melakukan sosialisasi di asrama mahasiswa di berbagai kota di Papua. Jimmy menyatakan pemahaman para mahasiswa asli Papua tentang imunisasi sangat menentukan persepsi banyak orang asli Papua tentang imunisasi.

Jimmy menegaskan jika Dinas Kesehatan Papua ingin membangun pemahaman publik Papua tentang pentingnya imunisasi, maka sosialisasi Pekan Imunisasi Nasional harus diperluas ke asrama mahasiswa yang ada di luar Kota Jayapura. “Sangat penting untuk memberikan sosialisasi manfaat imunisasi melalui asrama mahasiswa di berbagai kota,” kata Jimmy. (*).

Editor: Aryo Wisanggeni G

Related posts

Leave a Reply