Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Panitia ujian nasional Dinas Pendidikan Provinsi Papua, menyatakan bahwa tercatat tujuh pelajar SMK Kenyam, Kabupaten Nduga, yang tidak mengikuti ujian nasional berbasis kertas dan pensil atau UNKP. Ketujuh siswa itu diduga tidak mengikuti Ujian Nasional karena tengah mengungsi bersama sanak keluarganya.
Hal itu dinyatakan Ketua Panitia Ujian Nasional (UN) Dinas Pendidikan Papua, Laorens Wantik saat dihubungi di Biak, Senin (25/3/2019). “Pelajar SMK Kenyam yang ikut UNKP tercatat 18 orang dan yang ikut ujian hanya 11 pelajar,” kata Wantik.
Baca: Bupati Nduga putuskan sekolah darurat diteruskan
Wantik menyatakan belum mengetahui secara persis penyebab ketujuh siswa SMK Kenyam itu tidak mengikuti UN. Ia juga menyatakan belum menerima pemberitahuan tentang alasan ketujuh siswa tidak menghadiri hari pertama UN pada Senin.
Wantik menduga ketujuh siswa itu mengungsi karena menghindari konflik bersenjata antara pasukan gambungan TNI/Polri dengan kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat yang dipimpin Egianus Kogoya. “Dugaan sementara, pelajar dimaksud ikut mengungsi karena banyak warga dari Kabupaten Nduga yang mengungsi ke Wamena atau Timika dan daerah di sekitarnya,” katanya.
Pasca pembunuhan 19 pekerja PT Istaka Karya di Kabupaten Nduga pada 2 Desember 2018, TNI/Polri terus menambah jumlah tentara dan polisi di Kabupaten Nduga. Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang dipimpin Egianus Kogoya telah mengumumkan bertanggungjawab atas pembunuhan 19 pekerja Istaka Karya itu, dan pasukan gambungan TNI/Polri menggelar “operasi penegakan hukum” untuk mengejar kelompok Kogoya.
Baca: Perang antara TNI/Polri dan TPNPB rugikan warga sipil
Meski demikian, Wantik menyatakan pelaksaan hari pertama UNKP di Kenyam, ibu kota Kabupaten Nduga, berlangsung aman. “Secara keseluruhan pelaksanaan UNKP dan UNBK di Papua berjalan lancar,” kata Laorens Wantik.
Ia menegaskan pihaknya akan memberikan kesempatan ujian susulan bagi ketujuh siswa yang tidak mengikuti UNKP itu. “Mudah-mudahan anak-anak itu segera melaporkan keberadaan mereka sehingga dapat mengikuti ujian susulan,” kata Wantik.(*)
Editor: Aryo Wisanggeni G