Papua No. 1 News Portal | Jubi
Merauke, Jubi – Para narapidana (napi) maupun tahanan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Merauke sempat melancarkan aksi protes. Lantaran, dari 159 warga binaan lapas yang memiliki hak suara, hanya 51 orang mencoblos setelah mendapatkan surat undangan. Sedangkan 108 lainnya, tak mendapatkan kesempatan menyalurkan pilihan politiknya.
Aksi protes tersebut langsung direspons Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Merauke, Theresia Maria Mahuze. Bersama sejumlah komisioner, Theresia Maria Mahuze mendatangi lapas dan bertemu para napi maupun tahanan.
Pantauan Jubi, Rabu (17/4/2019) sekitar pukul 15.00 WIT, terlihat aparat keamanan, baik TNI maupun Polri melakukan penjagaan di sekitar lapas.
Kepada sejumlah wartawan, Theresia menjelaskan pihaknya mendapatkan laporan dari lapas ada 108 napi maupun tahanan, memiliki e-KTP. Akhirnya para warga binaan diputuskan melakukan pencoblosan mulai pukul 12.00-13.00 WIT.
Namun, jelas dia, setelah e-KTP diperiksa, ternyata 108 napi maupun tahanan itu, memiliki alamat domisili di Kumbe, Okaba, sampai Kabupaten Mappi. Dengan demikian, mereka tak bisa mencoblos. Karena sesuai aturan, e-KTP bisa diberlakukan ketika bersangkutan berada dalam wilayah kelurahan tersebut.
Oleh karena alamat e-KTP di tempat jauh, lanjut Theresia, para napi maupun tahanan, dipastikan tak bisa mencoblos menggunakan e-KTP. Apalagi waktunya sudah lewat dari jadwal yang ditentukan.
“Saya sudah memberikan penjelasan dalam pertemuan tadi bahwa mereka tak bisa mencoblos, lantaran alamat domisili bukan dalam wilayah kota,” ujarnya.
Sementara itu, seorang warga di Kampung Buti, Anita Natan, mengaku meskipun dirinya belum masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT), namun tetap datang ke tempat pemungutan suara (TPS) menyalurkan pilihan politiknya.
“Ya, saya dapat informasi kalau jam 12.00-13.00 WIT diberikan kesempatan kepada masyarakat yang belum terdaftar dalam DPT, datang ke TPS tetapi harus membawa e-KTP sesuai alamat tempat tinggal sekaligus mencoblos,” ungkapnya. (*)
Editor: Dewi Wulandari