Desakan larangan penambangan laut dalam global di Pasifik semakin lantang

James Bhagwan. - RNZ Pacific/ Jamie Tahana

Papua No.1 News Portal | Jubi

Suva, Jubi – Desakan masyarakat sipil di seluruh kawasan Kepulauan Pasifik agar ada larangan global atas aktivitas penambangan laut dalam telah diluncurkan.

Read More

Aliansi itu, The Pacific Regional NGO Alliance, terdiri dari gereja-gereja dan kelompok masyarakat sipil, telah memulai kampanye mereka untuk memboikot penambangan laut dalam Kamis kemarin (25/3/2021) di Fiji.

Deklarasinya, Blue Line Statement, menegaskan bahwa sebagai penjaga samudra terbesar di dunia, orang-orang Kepulauan Pasifik memiliki kewajiban moral untuk melindunginya dari eksploitasi dan perusakan.

Namun, sejumlah pemerintah Pasifik, termasuk Kepulauan Cook dan Nauru, telah mendukung upaya eksplorasi oleh perusahaan-perusahaan yang menjadi pemimpin dalam sektor penambangan laut dalam.

Membuka peluncuran Blue Line, Sekretaris Jenderal Dewan Gereja-gereja Pasifik (Pacific Council of Churches/ PCC), Pendeta James Bhagwan mengungkapkan bahwa pemerintah-pemerintah dan perusahaan yang berkata kerusakan pada laut dari penambangan laut itu akan minimal itu tidak benar.

“Apa yang sebenarnya diketahui tentang kedalaman laut kita sebenarnya bertentangan dengan dukungan akan penambangan laut dalam,” tegas Bhagwan. “Para ilmuwan berulang kali mengingatkan kita akan kerusakan ekosistem dan habitat yang tidak dapat dipulihkan kembali; hilangnya keanekaragaman hayati yang dapat terjadi, termasuk banyak spesies endemik yang diketahui dan lainnya yang belum diidentifikasi, yang akan terkena dampaknya dan kemungkinan besar tidak akan pernah pulih; risiko gumpalan sedimen ke luar lokasi penambangan yang berpotensi menghancurkan semua bentuk kehidupan di dasar laut dalam.”

Koordinator Pacific Network on Globalization, Maureen Penjueli, menerangkan selang peluncuran kampanye tersebut bahwa berbagai pakar telah memberikan peringatan yang jelas tentang kerusakan lautan dan kaitannya dengan perubahan iklim.

Perusahaan seperti DeepGreen Metals, yang ingin membuka penambangan laut dalam di Pasifik menyatakan bahwa dunia membutuhkan nodul polimetalik di dasar laut sebagai bahan untuk membuat baterai bagi kendaraan listrik yang diperlukan oleh masyarakat bebas emisi karbon di masa depan.

Bhagwan membantah, menegaskan argumen itu sebagai salah, ia menanggapi bahwa mineral yang dibutuhkan bisa juga didapatkan dari hasil daur ulang dan sumber daya lainnya di daratan.

Bhagwan juga menekankan bahwa beberapa dekade yang lalu, penambangan yang dilakukan di dataran juga dimulai dengan janji-janji akan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat Pasifik. (RNZ Pacific)

 

Editor: Kristianto Galuwo

Related posts

Leave a Reply