Demonstran perempuan di Sudan dibubarkan pasukan keamanan

Ilustrasi demonstrasi aktivis perempuan dan anak, pixabay.com
Ilustrasi demonstrasi aktivis perempuan dan anak, pixabay.com

Pasukan keamanan yang berjaga di lokasi, di Omdurman terlihat menahan perempuan muda dan membawanya ke dalam truk yang berjumlah sedikitnya empat kendaraan.

 

Read More

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Khartoum, Jubi – Pasukan keamanan Sudan pada Minggu, (10/2/2019) membubarkan kerumunan ratusan orang yang melakukan aksi protes terhadap penahanan kaum perempuan pada aksi sebelumnya.

Para demonstran, kebanyakan perempuan muda, meneriakkan: “Hidup perjuangan perempuan Sudan” dan “Mundur, itu saja”, salah satu slogan utama yang menyerukan agar Presiden Omar al-Bashir mundur.

Slogan tersebut terus diteriakan selama aksi protes yang melanda Sudan sejak 19 Desember.

Pasukan keamanan yang berjaga di lokasi, di Omdurman, kota terbesar Sudan yang berada di seberang ibu Kota Khartoum dan Sungai Nil, terlihat menahan perempuan muda dan membawanya ke dalam truk yang berjumlah sedikitnya empat kendaraan.

Para demonstran mencoba berjalan menuju penjara besar khusus wanita sebelum pasukan keamanan bergerak.

Aksi protes yang menjalar ke seluruh Sudan dipicu kondisi ekonomi yang kian memburuk dan memasuki periode kerusuhan yang terus berkelanjutan sejak Omar berkuasa tiga dekade lalu.

Omar dan sejumlah pejabat senior mengadopsi bahasa yang lebih halus tentang demontrasi, termasuk janji untuk membebaskan demonstran yang ditahan, namun pasukan keamanan terus membubarkan aksi unjuk rasa dan menangkap sejumlah orang.

Para demonstran memblokade jalan di lingkungan Was Nubawi di Omdurman pada Minggu, (10/2/2019). Mereka juga membakar pohon dan melemparkan batu sebelum pasukan keamanan menembakkan gas air mata untuk membubarkan mereka.

Sejumlah saksi juga mengatakan puluhan dokter juga melakukan aksi protes di dalam rumah sakit milik pemerintah di El-Obeid, ibu kota negara bagian Kordofan Utara, sekitar 360 kilo meter barat daya Khartoum, meminta Presiden Omar untuk mundur dari jabatannya. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply