Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Para pengunjuk rasa dari sayap kiri serta partai-partai oposisi minta agar Perdana Menteri Bulgaria Boyko Borissov mundur. Demonstran mendukung para menteri yang dicopot Borissov dan mengecam langkah pemecatan sejumlah kabinetnya sebagai lelucon.
Demonstran yang umumnya diikuti oleh kalangan muda Bulgaria, menuduh Perdana Menteri Borissov sudah tutup mata terhadap korupsi yang melemahkan negaranya dan mengikis aturan hukum.
Pada Kamis malam, (23/7/2020), demonstran menutup persimpangan jalan di pusat kota Sofia. Mereka mengibarkan bendera nasional dan meneriakkan kalimat agar Borissov mengundurkan diri.
Baca juga : Ini alasan demonstran AS ingin robohkan patung Andrew Jackson
Demonstran di Senegal ricuh saat memprotes jam malam selama pandemi
Demonstran dan polisi tewas dalam kerusuhan di Irak
Tercatat Perdana Menteri Bulgaria Boyko Borissov pada Kamis, (23/7/2020) mereshuffle kabinet demi memadamkan gelombang protes anti-korupsi. Di antara menteri yang berganti wajah itu adalah Menteri Keuangan, Menteri Ekonomi, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pariwisata.
Borissov memberhentikan menteri keuangan, menteri ekonomi dan menteri dalam negeri, dengan cara minta mereka mengajukan surat pengunduran diri pada Minggu lalu.
Permintaan mengundurkan diri itu demi mengakhiri spekulasi mereka bekerja di bawah pengaruh seorang pengusaha kontroversial yang terkait dengan faksi politik lain.
“Kami menerima pengunduran diri tiga menteri, ditambah pengunduran diri menteri pariwisata,” kata Borissov kepada wartawan setelah pertemuan dengan mitra koalisi politiknya.
Sudah 13 tahun Bulgaria bergabung dengan Uni Eropa, namun negara itu masih menjadi anggota Uni Eropa termiskin. Lembaga Transparency International menyebut Bulgaria negara paling banyak korupsinya di Uni Eropa.
Unjuk rasa di Bulgaria sudah menginjak hari ke-15, analis mengatakan intensitas protes jalanan ini telah mengguncang Bulgaria dalam dua Minggu terakhir. Akan tetapi, unjuk rasa yang mulai tampak kehilangan tenaga itu, akan menentukan nasib Perdana Menteri Borissov apakah dia akan tetap menduduki jabatannya sampai pemilu pada musim semi mendatang atau tidak.
Presiden Bulgaria, Rumen Radev, yang vokal terhadap Borissov, mendorong para demonstran untuk tetap melakukan aksi unjuk rasa di tengah liburan musim panas.
“Unjuk rasa menuntut pengunduran diri seluruh pemerintah dan kepala jaksa. Namun Pemerintah tetap tuli terhadap tuntutan rakyat dan hanya mereshuffle.” kata Radev dalam pidato emosionalnya di rapat umum.
Borissov sudah tiga kali terpilih menjadi Perdana Menteri. Sebelumnya ia berjanji akan melaksanakan penuh empat tahun pemerintahannya untuk membantu negara mengatasi krisis ekonomi serta berencana memperkenalkan serangkaian tindakan baru dalam memerangi dampak pandemik virus corona. (*)
Editor : Edi Faisol