Demonstran anti-rasisme bentrok dengan milisi kulit putih

bentrok, Papua
Ilustrasi, MoteOo/pixabay.com.

Papua No.1 News Portal | Jubi

Louisville, Jubi – Kelompok milisi bersenjata pendukung polisi dan grup demonstran anti-rasisme bentrok di Louisville pada Sabtu, (5/9/2020) lalu. Insiden iitu terjadi sebelum lomba besar pacuan kuda Kentucky Derby di kota itu.

Read More

“Polisi di area Rochester berusaha membubarkan massa dengan tembakan gas air mata,” tulis Reuters pada Sabtu, (5/9/2020).

Baca juga : Trump disebut pemicu kebencian dan menimbulkan bentrok di Portland 

Khawatir dirobohkan, AS lindungi monumen bersejarah 

Aksi Black Lives Matter di Australia singkap sejarah perbudakan Kepulauan Pasifik

Bentrok antara kedua kubu terjadi pada Sabtu sore saat ratusan demonstran bergerak menuru area Churchill Downs di Louisville. Mereka berteriak,”Tidak Ada Keadilan, Tidak Ada Derby.”

Ini merupakan dukungan kepada seruan aktivis sebelumnya yang meminta acara balap kuda tahunan itu dibatalkan. Sedankan acara balap kuda tahun ini digelar tanpa penonton karena terkait aturan jarak sosial atau social distancing Covid-19.

Pada saat yang sama sekitar 250 anggota milisi kulit hitam bersenjata bernama NFAC memprotes pembunuhan pria kulit hitam oleh polisi. Mereka berkumpul di area di luar Churchill Downs. Para milisi ini membawa senapan.

Pemimpin NFAC, John “Grandmaster Jay” Johnson mengritik polisi yang berjaga di luar area balap kudal. Grup ini kemudian menarik diri dari lokasi tanpa insiden.

Louisville menjadi salah satu titik panas di AS terkait isu rasial setelah tewasnya seorang petugas medis perempuan bernama Breonna Taylor, 26 tahun.

Taylor tewas pada Maret 2020 setelah polisi di kota itu menyerbu masuk ke apartemennya menggunakan cara penangkapan tanpa ketuk pintu. Ini membuat polisi tidak mengumumkan kedatangannya saat akan menangkap orang.

Presiden Louisville Urban League, Sadiqa Reynolds, mengatakan demonstrasi hari itu sebagai ekspresi dari masyarakat. Mereka meminta polisi yang terlibat tewasnya Breonna Taylor agar diadili.

“Hari ini komunitas Louisville menunjukkan kekuatan untuk mengatakan sudah cukup,” kata Reynolds kepada media.

Pada Sabtu siang, kelompok demo tandingan memamerkan pistol dan senapan. Mereka terlibat dorong mendorong dengan demonstran Black Lives Matter di taman kota. “Mereka saling berteriak dan berhadap-hadapan dengan jarak beberapa centimeter saja,” tulis Reuters. Insiden ini berlangsung selama 45 menit lalu polisi membubarkannya.

Insiden rasial terus terjadi di Amerika Serikat sejak tewasnya pria kulit hitam George Floyd, 46 tahun, pada 25 Mei 2020. Insiden serupa kembali terjadi di Kenosha, Wisconsin, pada akhir Agustus dengan korban tewas Jacob Blake. Pelaku dalam kedua insiden ini adalah polisi berkulit putih. (*)

Editor : Edi Faisol

 

Related posts

Leave a Reply