Papua No.1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Seorang perempuan demonstran anti-kudeta militer di Myanmar terluka tembak di bagian kepala saat protes Selasa (9/2/2021) kemarin. Reuters melaporkan dari pernyataan dokter yang menyebut kemungkinan korban tidak selamat.
Insiden ini menandai korban pertama sejak pihak militer, yang dipimpin Jendral Min Aung Hlaing, menggulingkan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi yang baru saja terpilih pada 1 Februari.
Berita terkait : Kudeta militer Myanmar, puluhan menteri Suu Kyi dipecat
Kudeta militer Myanmar, pengungsi Rohingya rayakan penahanan Suu Kyi
Ribuan demonstran anti-kudeta Myanmar kembali menggelar protes
Selain seorang demonstran perempuan, ada tiga orang lain yang dirawat dengan luka tembakan peluru karet yang diduga ditembakan polisi setempat.
Perserikatan Bangsa-Bangsa disusul Amerika Serikat sudah menyatakan mengutuk penggunaan kekerasan pada pedemo.
“Penggunaan kekuatan yang tidak proporsional terhadap para demonstran tidak dapat diterima,” kata Ola Almgren, koordinator residen PBB di Myanmar.
Tercatat kudeta militer Myanmar dilakukan dengan dalih menuduh NLD partai pimpinan Suu Kyi memenangi pemilihan dengan cara curang.
Aung Hlaing menyalahkan para politikus yang dianggap tidak mampu menyelesaikan sengketa pemilu sehingga memicu kudeta. Meski tuduhan Aung Hlaing sudah disangkal komite pemilihan dan pemerintahan negara barat.
Pada Selasa malam kepolisian Myanmar dilaporkan menggeruduk kantor pusat NLD di Yangon. Sebanyak sekitar 12 orang aparat dikatakan memaksa masuk ke dalam gedung.
Aung Hlaing mengatakan bakal menggelar pemilihan umum yang jujur dan bebas usai status masa darurat nasional selama satu tahun dinyatakan berakhir. (*)
CNN Indonesia
Editor : Edi Faisol