Papua No. 1 News Portal | Jubi
Lagos, Jubi – Supermodel asal Inggris Naomi Campbell mengatakan bahwa majalah model Vogue seharusnya menerbitkan edisi Afrika sebagai bentuk pengakuan terhadap kontribusi benua itu kepada industri busana global yang belakangan dikritik karena kekurangan keberagaman.
Campbell, yang berkunjung ke Lagos, Ibukota Nigeria untuk menghadiri Arise Fashion Week, mengatakan bahwa dibutuhkan representasi yang lebih baik untuk benua Afrika.
"Seharusnya ada majalah Vogue edisi Afrika. Kita sudah punya Vogue Arab untuk edisi berikutnya," kata model berkulit hitam itu.
"Afrika tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk tampil. (Padahal ) bahan, kain, serta desain mereka sudah diterima di tingkat global," kata model kelahiran Inggris itu.
Conde Nast Internasional, perusahaan yang menerbitkan Vogue, majalah mode paling berpengaruh di dunia tersebut tidak bisa dihubungi untuk diminta komentarnya.
Industri busana global dalam beberapa tahun belakangan ini banyak mendapat kritikan karena sebagian besar model untuk perancang besar, serta rumah mode adalah kaum kulit putih.
"Masyarakat sudah menyadari bahwa ini bukan masalah warna kulit untuk menentukan apakah Anda bisa melakukan pekerjaan itu," katanya sambil menambahkan bahwa ia sudah melihat ada tanda-tanda bahwa industri busana sudah lebih beragam seperti penunjukan Edward Enninful sebagai pemimpin redaksi Vogue Inggris pada April 2017 lalu.
Enningul yang kelahiran Ghana adalah editor berkulit hitam pertama dalam sejarah 100 tahun usia majalah tersebut dan juga pria pertama yang menempati jabatan itu.
Minggu lalu, merek dagang Louis Vitton, mengumumkan bahwa mereka Virgil Abloh, campuran Ghana-AS untuk merancang koleksi pakaian dalam pria. (*)