Demi cegah Covid-19, Kim Jong-un musnahkan kucing dan merpati

Papua, Korut
Kim Jong Un, pixabay.com

Papua No.1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un keluarkan perintah musnahkan kucing dan burung merpati terutama di wilayah perbatasan yang dinilai menularkan virus Covid-19. Kebijakan itu berlaku di Hyesan, Provinsi Yanggang, Sinuiju, dan beberapa wilayah perbatasan.  Hal itu menjadikan warga Korut menembaki burung yang terbang di atas perbatasan dari China hingga kucing liar maupun yang memiliki majikan. Setiap warga Hyesan yang memelihara kucing bahkan harus melaporkan bahwa peliharaannya itu telah mati saat petugas melakukan inspeksi ke rumah-rumah.

Read More

Pihak berwenang Korut bahkan mengisolasi dan menghukum sebuah keluarga di Hyesan karena masih kedapatan memelihara kucing. Keluarga beranggotakan empat orang itu dikabarkan tinggal di distrik Songhu dan ditempatkan di fasilitas karantina pada 24 Mei lalu.

“Keluarga itu diberi hukuman 20 hari dalam isolasi karena secara ilegal memelihara kucing setelah pemerintah melarangnya di wilayah perbatasan (China-Korea),” kata sumber pejabat di Provinsi Yanggang kepada situs berita Korut berbasis di Korea Selatan, Daily NK, Minggu (30/5/2021) kemarin.

Baca juga :Kim Jong Un dikabarkan dapat vaksin Covid-19 eksperimental dari China

Kim Jong Un sampaikan simpati terkait Donald Trump terpapar Covid-19

Kim Jong-un kembali eksekusi pejabatnya, kali ini karena beli Alkes murah

Keluarga tersebut dikabarkan berbohong pada pihak berwenang bahwa kucing mereka telah mati. Namun, pada 22 Mei, kucing mereka terlihat berkeliaran di dekat pagar rantai perbatasan. Penjaga patroli perbatasan pun langsung mencoba menangkap kucing itu, tetapi gagal. Kucing itu terlihat berjalan menuju kawasan permukiman.

Insiden itu pun dilaporkan ke komando karantina provinsi. Setelah dua hari penyelidikan, pemilik kucing itu ditemukan.

“Kucing itu dibawa pergi dan keluarga pemiliknya dijatuhi hukuman 20 hari dalam isolasi. Mereka dibawa ke sebuah fasilitas (dan tidak diizinkan untuk tinggal) di rumah mereka sendiri,” kata sumber tersebut.

Sumber itu mengatakan banyak warga yang mempertanyakan mengapa pihak berwenang menerapkan aturan pemusnahan itu. Mereka tak percaya bahwa kucing tersebut dapat menyeberangi sungai perbatasan untuk masuk ke China dan kembali lagi. (*)

CNN Indonesia

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply