Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi- Pemain bernomor punggung 11 ini musim 2019/2020 sudah berpindah ke klub Borneo FC. Bagi pemain yang oleh mantan pelatih Persipura Peter James Butler dikatakan mirip karakter gelandang AC Milan Genarro Gatusso. Bahkan didaulat sebagai Gatusso Indonesia. Dai Manu dikenal sebagai gelandang yang tak kenal putus asa. Pemain kelahiran Jayapura 23 Februari 1988 ini gigih dalam merebut bola, kokoh dalam menguasai bola dan lihai dalam membagi bola adalah karakteristik permainannya yang terkadang tak kompromi dan bermain keras.
Dai Manu lahir sebagai pesepak bola bukan melalui sekolah sepak bola (SSB) di Kota Jayapura. Adalah mantan pelatih Persipura U 18 Carolino Ivakdalam yang menemukannya saat Manu bermain bola bersama teman-teman sebayanya di pantai Base G saat berpiknik.
Melihat kelincahan Manu Wanggai mengolah si kulit bundar di atas lapangan berpasir di Pantai Base G. Abang kandung Eduard Ivakdalam langsung kepincut menarik Manu untuk segera bergabung dengan Octo Maniani, Stevie Bonsapia dan kawan-kawan di Persipura U18.
Semula coach Carolino Ivakdalam ingin menyiapkan Manu Wanggai sebagai gelandang menyerang Persipura U18. “Sejak awal saya sudah melatih dia untuk berposisi gelandang serang masa depan Persipura,” kata Carolino Ivakdalam kepada Jubi kala itu. Prestasi dan permainan Imanuel Wanggai terus meningkat, bahkan melejit dari pemain seangkatannya Octo Maniani dan Stevie Bonsaspia serta Titus Bonay.
Melihat kehebatannya, pelatih Persipura M Rahmad Darmawan menarik Dai Manu gabung dalam skuad Mutiara Hitam musim 2005-2006. Usia Manu kala itu baru 17 tahun langsung masuk skuad senior Mutiara Hitam bersama Boaz T Solossa (19 tahun), Ian Kabes (19 tahun) dan Victor Igbonefo (20 tahun). Manu harus bersanding bersama Eduard Ivakdalam kapten Persipura, Marwal Iskandar dan Ridwan Bauw posisi gelandang bertahan.
Belum lagi ada pemain asing juga berposisi gelandang, Ercik Mabengga asal Kamerun dan David Darocha gelandang asal Brasil serta gelandang serang asal Argentina Victor Sergio. Bayangkan saat itu Manu harus bersaing dengan senior Marwal Iskandar dan Ridwan Bauw serta pemain asing David Darocha, Sergio dan Erick Mabengga.
Beruntung musim berikutnya posisi Manu Wanggai semakin kokoh setelah Marwal Iskandar, Ridwan Bauw dan Victor Sergion hengkang dari Persipura. Selanjutnya harus bersaing lagi dengan Eduard Ivakdalam, David Darocha dan Gerald Pangkali. Masuknya Gerald Pangkali membuat Dai Manu bersabar karena peran lini tengah masih dipegang Eduard Ivakdalam dan Gerald Pangkali.
Zah Rahan menggantikan posisi Eduard Ivakdalam di lini tengah dan pilihan sebagai gelandang bertahan jatuh ke posisi Manu Wanggai dan Gerald Pangkali. Sejak itu Manu Wanggai sudah tak lagi memenuhi bench pemain cadangan selalu masuk dalam line up sebagai gelandang bertahan.
Manu Wanggai juga termasuk pemain Persipura yang merasakan juara dan bintang empat bersama Boaz, Ian Kabes dan Victor Igbonefo. Permainan Manu Wanggai yang keras mendapat pengakuan dari mantan Kapten Persebaya Karel Ruben Sanadi. “Ya Dai Manu itu pemain berkarakter keras,” katanya kepada Jubi beberapa waktu lalu.
Jaga TPS Pemilu 2019
Penampilan yang keras di tengah lapangan, berlanjut di Pemilu 2019 lalu. Dai Manu tampil berseragam petugas pengamanan Tempat Pemungutan Suara (TPS). Ricardo Salampessy bek tengah Persipura melalui akun instagramnya menampilkan gambar Manu Wanggai berseragam petugas pengaman bersama seorang anggota Polantas di sekitar TPS.
Kontan rekan-rekan Manu di timnas banyak ikut berkomentar sebut saja Bustomi, Ponaryo Astaman termasuk El Capitano Boaz T Solossa. Semua hanya bilang TPS aman karena ada Dai Manu.
Ketika hendak pindah dari Persipura ke Borneo FC, Dai Manu mengaku ini bukan pilihan mudah. Pasalnya lanjut Dai Manu di Mutiara Hitam semua prestasi sudah diraihnya dari bintang satu sampai bintang empat di jersey Mutiara Hitam. Tapi Dai Manu bilang sekarang waktunya untuk mencari tantangan baru bersama Borneo FC. Saat Borneo FC mengalahkan Persipura dengan skor 2-0, Manu dan Tibo tidak diturunkan bermain di depan pendukung tim berjuluk Pesut Etam di stadion Segiri Samarinda, Sabtu (7/3/2020).
Dalam pertandingan berikutnya melawan Persela Lamongan, Tibo dan Manu Wanggai pemain eks Persipura U18 yang kini membela Borneo FC memenangkan pertandingan kalahkan tim tamu Lamongan. Kemenangan Borneo berlanjut saat mengalahkan Persela Lamongan, Jumat (13/3/2020) juga di Stadion Segiri Samarinda. Top skore pemain lokal musim 2019, Titus Bonay menyumbang satu gol penentu kemenangan Borneo FC hingga menang 2-1. Bravo Dai Manu, gelandang elegan yang kini jadi bagian dari sejarah Persipura. (*)
Editor: Kristianto Galuwo