Papua No.1 News Portal | Jubi
Cianjur, Jubi – Tangkapan nelayan berkurang hingga 45% di Cianjur, Jawa Barat. Kondisi cuaca ekstrem membuat para nelayan mengalami masa paceklik.
“Jumlah tangkapan (ikan) pada tahun menurun hingga 45% jika dibandingkan dengan tahun tahun lalu. Itu disebabkan cuaca ekstrem,” kata Kepala Seksi Produksi Perikatan Tangkap Dislunak Cianjur Ade Durahman, Selasa (3/12/2019).
Dinas Kelautan Perikanan dan Perternakan (Dislutkanak) Cianjur mencatat hasil tangkapan nelayan tercatat sebanyak 14.484 ton pada tahun ini. Adapun hasil tangkapan pada tahun lalu mencapai 25.445 ton.
“Setiap tiga bulan sekali kami mendata hasil tangkapan nelayan di seluruh tempat pelelangan ikan di pantai selatan. Pada triwulan pertama tahun ini tangkapan ikan sebanyak 3.412 ton, dan triwulan II sebanyak 7.235 ton. Kemuddian pada triwulan III sebanyak 3.837 ton,” jelas Ade.
Dia mengatakan nelayan mengalami dua kali musim paceklik akibat cuaca ekstrem pada tahun ini. Mereka beralih menjadi buruh tani dan bekerja serabutan selama tidak bisa melaut.
“Hanya sebagian kecil yang tetap melaut meskipun hanya di pinggir pantai dengan mengunakan jaring yang dibentangkan. Namun, hasil tangkapan tidak maksimal karena hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Para nelayan Cianjur selama ini kerap mengeluh saat menghadapi paceklik. Mereka menjadi pengangguran karena tidak memiliki keahlian selain melaut. Mereka mendapat pelatihan keterampilan dari pemerintah.
“Karena tidak punya keahlian, kami terpaksa menganggur. Meskipun punya kartu nelayan, kami masih bingung memanfaatkannya,” kata Hadi, nelayan Pantai Jayanti, Cianjur. (*)
Editor: Aries Munandar