Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Amerika Serikat kembali mencatatkan rekor harian untuk kasus Covid-19 baru pada Rabu kemarin. Penghitungan Reuters menyebutkan setidaknya ada 102.591 kasus infeksi baru ketika rumah sakit di beberapa negara bagian melaporkan peningkatan jumlah pasien. Rekor infeksi harian ini terjadi sehari setelah penyelenggaraan Pemilu AS pada Selasa, (3/11/2020). Meski Pemilu AS berlangsung kemarin, sebagian pemilih sudah menggunakan hak pilihnya lebih awal atau via pos.
Sembilan negara bagian yang melaporkan rekor peningkatan kasus Covid-19 dalam satu hari adalah Colorado, Idaho, Indiana, Maine, Michigan, Minnesota, Rhode Island, Washington dan Wisconsin. Pasien yang dirawat inap di rumah sakit untuk pertama kali dalam tiga bulan bertambah menjadi 50 ribu pada Selasa kemarin.
Baca juga : Covid-19 AS mencapai 1.384.930 kasus, 83.947 kematian
Jelang Pemilu Amerika kasus Covid-19 terus bertambah
Pangeran William positif Covid-19 sejak April, bersamaan sang ayah
North Dakota melaporkan hanya tersisa enam tempat tidur di ruang ICU di seluruh negara bagian itu, kemarin. North Dakota merupakan satu dari 14 negara bagian yang melaporkan rekor jumlah pasien Covid-19 di rumah sakit.
Menurut Universitas Johns Hopkins, persentase kasus positif berdasar jumlah tes atau “positivity rate” di South Dakota mencapai lebih dari 50 persen, di Iowa hampir 40 persen, dan di Kansas mencapai 36 persen. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan persentase kasus positif di atas 5 persen sudah mengkhawatirkan. Hanya 15 negara bagian di AS yang saat ini memiliki persentase positif di bawah batas WHO.
Rekor kasus harian Covid-19 AS sebelumnya adalah 100.233 pada 30 Oktober. Angka ini yang tertinggi yang pernah dilaporkan oleh negara mana pun di dunia.
Sedangkan kematian akibat Covid-19 juga meningkat meskipun lebih lambat dari jumlah kasusnya. Rata-rata sekitar 850 orang di AS saat ini meninggal setiap hari akibat Covid-19. AS telah melaporkan hampir 9,5 juta kasus virus korona sejak pandemi dimulai dan 233.663 kematian, menjadikannya negara yang paling parah terdampak di dunia. (*)
Editor : Edi Faisol