Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Dewan Keamanan Nasional Malaysia (NSC) membahas rencana kemungkinan perpanjangan penguncian wilayah atau lockdown dalam rapat pada Jumat, (11/6/2021) kemarin. Rapat itu digelar saat kasus harian Covid-19 belum di bawah 4 ribu dan angka kematian tetap tinggi. Meski para menteri yang dijadwalkan hadir dalam rapat itu enggan mengungkap agendanya.
“Kami akan duduk bersama, seperti yang kalian lakukan setiap Jumat malam. Agenda biasanya presentasi dari Kemenkes, tapi saya tidak yakin apa yang akan disampaikan,” kata Menteri Pertahanan Malaysia, Ismail Sabri Yaakob, Jum’at kemarin.
Baca juga : Ledakan Covid-19, Malaysia jamin layanan kesehatan tak lumpuh
Kasus Baru Covid-19 di Malaysia bertambah
Dampak lockdown, maskapai asal Malaysia ini rugi hingga Rp8,5 triliun
Sedangkan Menteri Perdagangan dan Industri Internasional Malaysia, Azmin Ali, tak menutup kemungkinan isu itu akan dibahas. “Kami akan membahas secara kolektif di NSC tentang semua hal yang terkait,” ujar Azmin.
Menteri yang lain mengatakan masih menunggu keputusan NSC. Pertemuan NSC ini sendiri bersifat rahasia dan satu-satunya orang yang dapat berbicara tentang keputusannya adalah Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin.
Salah satu sumber menyatakan bahwa para menteri beranggapan dua pekan terlalu singkat untuk menahan pandemi. “Ketika pemerintah pertama kali memutuskan penguncian, kami tahu tidak mungkin kami dapat mengendalikan pandemi dalam dua minggu. Ini juga dibahas saat itu, tetapi kami memutuskan untuk memantau selama dua minggu pertama,” kata sumber itu kepada The Star, yang dikutip The Straits Times.
Sumber itu mengatakan saatnya harus memutuskan berdasarkan fakta dan angka. Jika perpanjangan diperlukan untuk menyelamatkan nyawa, juga harus berpikir menyelamatkan mata pencaharian. “Itu yang menjadi kekhawatiran lain dalam penurunan ekonomi saat ini,” kata sumber itu.
Sumber lain juga menunjukkan bahwa pemerintah tahu dari awal bahwa dua minggu lockdown jenis apa pun tidak akan cukup. Atas alasan itu, surat persetujuan pemerintah untuk bisnis yang beroperasi selama penguncian tidak memiliki tanggal kedaluwarsa.
“Oleh karena itu, kemungkinan surat operasi yang sama dapat terus digunakan jika ada perpanjangan waktu penguncian dari saat ini,” kata sumber itu.
Dua hari lalu, tepatnya Rabu (9/6/2021), Kementerian Kesehatan menyatakan indikator penularan Covid telah berkurang menjadi 0.96. Jumlah kasus harian juga turun dan ini ada hubungannya dengan MCO (lockdown) yang saat ini berlaku dari 1 Juni hingga 14 Juni.
PM Malaysia, Muhyiddin Yasin, mengatakan fase pertama penguncian berhasil mengurangi jumlah kasus harian, pemerintah akan beralih ke fase kedua. Fase itu memungkinkan sejumlah sektor ekonomi dibuka asal memperhatikan aturan jaga jarak dan tak ada pertemuan besar.
“Fase kedua dari penguncian diperkirakan akan berlangsung selama empat minggu setelah fase satu berakhir,” kata Muhyiddin. (*)
CNN Indonesia
Editor : Edi Faisol