China akan membalas sikap ingris yang memblokir Huawei

Jubi | Portal Berita Tanah Papua No. 1

Jakarta, JubiChina menegaskan akan membalas Inggris atas kebijakan memblokir teknologi jaringan 5G milik Huawei. Beijing mengatakan bahwa London telah menjadi korban penipuan Amerika Serikat. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying menyatakan negaranya akan mengambil langkah tegas demi melindungi kepentingan perusahaan milik Tiongkok.

Read More

“China akan menindaklanjuti masalah ini, dan akan mengambil serangkaian tindakan untuk melindungi hak dan kepentingan perusahaan China yang sah,” kata Hua Chunying Rabu (15/7/2020)

Baca juga : Ini sikap Inggris ketika staf konsulatnya ditahan oleh China

Rel kereta baru ini sambungkan Turki, China dan Inggris

Kapal gabungan akan melawan China di Indo-Pasifik

Beijing memperingatkan bahwa Inggris akan menghadapi konsekuensi. Perusahaan China akan berpikir dua kali untuk berinvestasi di sana.

“Ini adalah masalah yang secara serius mengancam keamanan investasi China di Inggris, dan juga pertanyaan apakah kita dapat mempercayai pasar Inggris untuk tetap terbuka, adil dan bebas dari diskriminasi,” kata Hua.

Ia mengingatkan semua perusahaan China mementingkan peningkatan risiko keamanan politik yang mereka hadapi ketika melakukan bisnis di Inggris. Hua menuduh Inggris bersekongkol dengan AS untuk mendiskriminasi, menekan dan menghapus Huawei.

Inggris mengumumkan memblokir teknologi jaringan 5G milik Huawei mengikuti jejak AS, meski ada peringatan aksi balasan dari Beijing.

Pemerintahan Boris Johnson memberlakukan larangan tersebut mulai 2021 dan berencana menghapus peralatan yang saat ini ada di pasaran pada akhir 2027 mendatang. Keputusan yang diumumkan pada Selasa (14/7/2020) itu mendapat pujian dari AS.

Kebijakan tersebut jadi angin segar bagi pemerintahan Donald Trump yang telah sejak lama mendesak sekutunya itu untuk mengenyahkan Huawei dari jaringan 5G.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo bulan lalu menyatakan bahwa penolakan terhadap Huawei dipicu oleh kesadaran masyarakat internasional akan bahaya dari Partai Komunis China yang disebutnya sebagai rezim mata-mata (surveilans). Departemen Pertahanan AS juga memasukkan Huawei dalam daftar perusahaan yang dibekingi oleh militer China.

Huawei memang telah menjadi isu penting dalam perang geopolitik antara China dan Amerika. AS bahkan meminta ekstradisi bos Huawei Meng Wanzhou yang dijerat kasus penipuan kepada Kanada. (*)

CNN Indonesia

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply