Cerita Dubes RI soal klaim Korea Utara yang bebas Covid-19

Korut Papua
Ilustrasi, pixabay.com

Papua No.1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – Korea Utara belum mengonfirmasi satu pun kasus penularan corona di negaranya. Meski satu tahun lebih pandemi virus itu dunia. Hingga Rabu (18/5/2021) pekan lalu, kasus Covid-19 secara global mencapai 165.096.424 dengan 3.422.417 kematian.

Read More

Duta Besar Indonesia di Pyongyang, Berlian Napitupulu. Dalam wawancara khusus bersama CNNIndonesia.com, mengakui sampai saat ini Korut memang aman dari penularan corona. “Sepengetahuan kami tidak ada korban Covid-19 yang terkonfirmasi sampai saat ini baik warga setempat atau warga asing di sini. Perwakilan WHO masih ada di Pyongyang, saya cukup sering bertemu dan beliau juga tidak bisa mengonfirmasi bahwa ada (kasus corona di Korut). Jadi yang kami pegang adalah pernyataan resmi pemerintah setempat,” kata Berlian melalui video conference.

Baca juga : Kim Jong Un dikabarkan dapat vaksin Covid-19 eksperimental dari China 

Kim Jong Un sampaikan simpati terkait Donald Trump terpapar Covid-19

Cegah Covid-19, Korut akan tembak orang mendekati perbatasan

Berlian menuturkan nihilnya kasus corona di Korut mungkin terjadi karena penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat oleh pemerintahan Pemimpin Tertinggi Kim Jong-un.

Menurut Berlian, Korut menjadi negara pertama yang menerapkan penguncian wilayah (lockdown) jauh sebelum corona dari China menyebar ke banyak negara.

Ia menuturkan Korut segera memberlakukan keadaan darurat penanggulangan wabah dengan salah satunya menutup perbatasan serta melarang penerbangan internasional sejak pertengahan Januari 2020.

“Sejak itu, semua pendatang yang masuk dikarantina selama 1 bulan, termasuk staf diplomatik dan para duta besar. Mobilitas dibatasi, tidak ada penerbangan keluar masuk (Korut), penerbangan domestik pun tidak ada,” kata Berlian menjelaskan.

Menurut dia, sejak pemberlakuan keadaan darurat, pergerakan warga kian dibatasi, termasuk staf diplomatik negara asing. Bahkan pos pemeriksaan di setiap kompleks diberlakukan, termasuk kompleks kedutaan asing, setiap staf diplomatik wajib melalui pemeriksaan kesehatan sebelum keluar wilayah tersebut.

Selain itu  baru-baru ini seluruh staf diplomatik asing di Korut juga menjalani pemeriksaan swab PCR berkala berupa cek suhu tubuh dan desinfeksi setiap masuk gedung, toko, restoran, department store sampai sekarang.

“Sedangkan pertemuan awalnya lima orang ditambah sekarang maksimal 10 orang. Ini sangat ketat,”.

Yang unik dari negara komunis itu, belum memvaksin warganya. Hal itu berbeda dengan kebanyakan negara yang ramai-ramai berebut vaksin anti Covid-19.

“Sepanjang yang kami tahu, belum ada vaksinasi karena pemerintah di sini masih menunggu kedatangan vaksin melalui mekanisme aliansi kerja sama global COVAX Facility,”katanya. (*)

CNN Indonesia

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply