Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Raja Malaysia Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah membatalkan Pemilu sela di Sabah untuk mencegah penularan virus corona. Keputusan itu didapat setelah Raja menyetujui deklarasi darurat di Batu Sapi, Negara Bagian Sabah.
“Dengan deklarasi ini, proses pemilihan sela Batu Sapi akan dihentikan untuk mencegah gelombang keempat Covid-19 dan tanggal baru akan ditentukan untuk pemilihan sela,” ujar Pengawas Keluarga Kerajaan Ahmad Fadil Syamsuddin, Rabu (18/11/2020).
Baca juga : Perdana Menteri Malaysia karantina diri 14 hari meski negatif Covid-19
Hadapi Covid-19, Kantor PM Malaysia sarankan kutbah Jumat diperpendek
Raja Malaysia tolak berlakukan keadaan darurat
Dia mengatakan Raja telah menyetujui deklarasi darurat Pemilu atau P185 Batu Sapi, Sabah, sebagai langkah proaktif untuk menanggulangi wabah Covid-19.
Hari pencalonan untuk pemilihan sela Batu Sapi awalnya dijadwalkan pada Senin pekan depan. Fadil mengatakan Yang di-Pertuan Agong sebelumnya telah menerima kunjungan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin di Istana Negara.
Pada kesempatan tersebut Muhyiddin Yassin menyampaikan hasil dari keputusan rapat Kabinet tentang implementasi Deklarasi Proklamasi Darurat Divisi Pemilihan Parlemen (P.185) Batu Sapi, Sabah.
Sejumlah pejabat Malaysia, di antaranya Sekretaris Utama Pemerintah Tan Sri Mohd Zuki bin Ali, Jaksa Agung Tan Sri Idrus bin Harun, yang mengatakan perlu adanya Proklamasi Darurat berdasarkan Klausul (1) Pasal 150 Konstitusi Federal untuk memungkinkan UU diundangkan berdasarkan Klausul (2B) Pasal 150 untuk mencabut tanggal yang ditetapkan untuk pelaksanaan Pemilihan Sela (PRK) untuk P.185 Batu Sapi, Sabah.
“Dengan deklarasi ini juga segala proses yang telah dimulai untuk tujuan tersebut pelaksanaan pemilihan sela P.185 Batu Sapi tidak akan dilanjutkan dengan tujuan penertiban dan pencegahan terjadinya penularan gelombang ke empat,” katanya.
Kementerian Kesehatan Malaysia mencatat peningkatan tajam hingga 148,4 persen yaitu 3.842 kasus kumulatif pada 10 Oktober 2020, dua minggu setelah hari pemungutan suara. Kasus positif harian Covid-19 terus melonjak tiba-tiba dua pekan berikutnya dengan peningkatan hingga 193,7 persen yaitu sebanyak 11.285 kasus kumulatif tercatat pada 24 Oktober 2020. (*)
CNN Indonesia
Editor : Edi Faisol