Cara Kota Jayapura mengurangi pengangguran

Peserta pelatihan komputer dan mengemudi di sela-sela kegiatan - Jubi/Ramah
Peserta pelatihan komputer dan mengemudi di sela-sela kegiatan – Jubi/Ramah

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Tahun ini Disnaker Kota Jayapura mendampingi dan melatih Orang Asli Papua (OAP) untuk operator komputer dan mengemudi di lima distrik.

Read More

Wali Kota Jayapura Benhur Tomi Mano menyikapi persoalan kemiskinan dan pengangguran di Kota Jayapura melalui program pelatihan keterampilan untuk penciptaan pekerja dan wirausaha.

Dengan dua program tersebut ia yakin menjadi salah satu strategi yang diharapkan dapat mengantisipasi sekaligus mengatasi bertambahnya angka kemiskinan dan pengangguran setiap tahun.

“Pendidikan keterampilan untuk penciptaan pekerja dan kewirausahaan dapat dimaknai sebagai upaya pemberian kemampuan kepada warga yang membutuhkan berbagai keterampilan sebagai bekal untuk bekerja dan berwirausaha,” kata Tomi Mano di Jayapura, Sabtu, 27 Juli 2019.

Ia mengatakan di era globalisasi saat ini, kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) semakin pesat. Hampir setiap saat perubahan selalu terjadi pada setiap sektor kehidupan masyarakat, sebagai akibat dari pesatnya kemajuan dan perkembangan Iptek.

“Salah satu sektor yang senantiasa menjadi permasalahan yang harus dihadapi setiap negara adalah faktor lapangan kerja dan ketersediaan tenaga kerja,” ujar Mano.

Menurut Tomi Mano, kedua sektor tersebut memiliki hubungan yang signifikan dan saling ketergantungan antara satu dengan yang lain.

Ketidakseimbangan antar ketersediaan lapangan kerja dan tenaga kerja berkaitan dengan terjadinya pengangguran. Selanjutnya akan membawa dampak kepada pembangunan sosial ekonomi dan kehidupan masyarakat.

“Salah satu upaya yang dilakukan dalam menanggulangi pengangguran adalah melalui pelatihan keterampilan sehingga dapat mempersiapkan tenaga kerja yang siap pakai, sekaligus dapat menciptakan lapangan kerja baru baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain,” katanya.

Masalah ketenagakerjaan di Kota Jayapura, kata Wali Kota Mano, adalah pertumbuhan angkatan kerja lebih tinggi dibanding kesempatan kerja sehingga daya serap angkatan kerja untuk memperoleh pekerjaan sangat terbatas yang menyebabkan pengangguran semakin tinggi.

Lalu, skill (keterampilan) yang dipersyaratkan oleh pasar kerja kepada pencari kerja dan angkatan kerja sangat komples (keterampilan yang tidak dimiliki pencari kerja) sehingga tidak dapat dipertemukan antara pencari kerja dengan lowongan kerja yang tersedia.

“Maka diperlukan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja agar dapat mengatasi angka pengangguran dengan pemberdayaan,” ujarnya.

Ia mengatakan dalam meningkatan SDM tenaga kerja melalui pelatihan, bimbingan, training, dan lainnya menjadi tanggung jawab bersama pemerintah dengan  BUMN, BUMD, dunia usaha, swasta, LSM, dan masyarakat.

“Agar ke depan pencari kerja dapat lebih terampil, profesional, memiliki kompetensi, produktivitas, dan menguasai Iptek,” katanya.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Jayapura Djoni Naa mengatakan setelah dilakukan pelatihan operator komputer dan mengemudi dilakukan magang di perusahaan seperti hotel, restoran, perkantoran, pemerintahan, dan LSM.

“Magang itu bisa dilakukan 1-2 bulan, kalau kerjanya bagus bisa menjadi pekerja tetap atau bisa juga membuka lapangan kerja baru seperti rental mobil dan pengetikan komputer,” ujarnya.

Tahun ini Disnaker Kota Jayapura mendampingi dan melatih Orang Asli Papua (OAP) untuk operator komputer dan mengemudi di lima distrik. Cara merekrut peserta diumumkan melalui media dan di Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Jayapura.

“Sebanyak 50 orang dilatih mengoperasikan komputer dan 30 orang dilatih mengemudi, total 80 orang, setiap tahun yang kami latih berbeda-beda jumlahnya, karena tergantung anggaran,” katanya.

Dikatakan Naa, jumlah pencari kerja yang terdaftar sampai Juni 2019 sebanyak 10.022 orang, laki-laki 5.202 orang dan perempuan 4.820 orang. Usia produktif antara 25-30 tahun dengan pendidikan sarjana dan SMA.

“Kota Jayapura adalah tempat transit, seperti kalau ada pendaftaran CPNS, kebanyakan orang ke Jayapura, pelatihan ini salah satu upaya mengurangi angka pengangguran, karena lima tahun lalu pengangguran ada 20 ribu orang,” katanya.

Naa menilai selama ini kendala yang kerap dihadapi masyarakat adalah pengetahuan dan minimnya modal untuk berwirausaha. Namun, kesempatan untuk meningkatkan ekonomi selalu ada, asal memiliki kemauan dan kemampuan (skill).

“Ya, memang itu berat, tetapi bukan berarti tidak bisa, yang penting ada tekad yang kuat, untuk mendorong warga mamapu menciptakan lapangan kerja sendiri kami gencar melakukan pelatihan dan pendampingan komputer, mengemudi, pariwisata, perhotelan agar bisa menopang perekonomian diri sendiri dan keluaganya, bahkan bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain,” katanya.

Salah satu warga yang pernah mengikuti pelatihan komputer, Jerry Tabuni, sangat berterima kasih dengan adanya program pelatihan komputer dari Pemerintah Kota Jayapura karena dari tidak paham mengoperasikan komputer menjadi paham.

“Kami diajarkan Microsoft Words, aplikasi, dan bongkar-pasang komputer,” katanya.

Tabuni tertarik mengikuti pelatihan komputer karena diera Iptek saat ini menuntut semua orang memiliki kemampuan, salah satunya di bidang komputer.

“Sudah seharusnya mempersiapkan diri, ke depan kalau sudah paham komputer bisa tes di kantor atau perusahaan langsung bisa diterima atau buka usaha jasa pengetikan, maupun buka kursus,” kata pria yang kesehariannya kerja di Kantor Wali Kota Jayapura sebagai cleaning service.

Feronika Mamahi yang pernah mengikuti pelatihan mengemudi mengatakan ikut pelatihan mengemudi yang diadakan Pemerintah Kota Jayapura agar bisa membuka lapangan pekerjaan.

“Saya ikut pelatihan mengemudi agar bisa membawa mobil sendiri, karena saya ada usaha supaya bisa belanja sendiri pakai mobil sehingga menunjang pekerjaan sehari-hari, saya tidak ikut di tempat kursus karena harus membayar, kalau ikut pelatihan ini gratis,” katanya. (*)

Editor: Syofiardi

Related posts

Leave a Reply