Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Wakil Bupati Boven Digoel, Chaerul Anwar meminta Pemerintah Provinsi Papua menutup semua penambangan liar yang berada di sekitar Kabupaten Boven Digoel, Pegunungan Bintang, dan Asmat.
Hal itu disampaikan setelah terdapat 14 kasus positif Covid-19 yang ada di Kabupaten Boven Digoel, yang ternyata merupakan para penambang liar di sekitar Kawe, Kabupaten Pegunungan Bintang yang letaknya berbatasan dengan kabupaten tersebut.
“Kemarin sebelum kami terbang ke sini, kami rapat dengan pimpinan dan seluruh anggota dewan. Hasilnya saya bawa, yakni mungkin kegiatan penambangan di Kawe itu bisa ditinjau kembali karena itu efeknya ke kami, dan sangat meresahkan,” katanya dalam rapat koordinasi langsung antara Bupati/Walikota Se-Papua dengan Forkopimda serta Stakeholder lingkungan Pemprov di Jayapura, Rabu (3/6/2020).
Ia menjelaskan, untuk menyelesaikan masalah tersebut, Pemkab Boven Digoel telah berkoordinasi dengan Kabupaten Merauke, Mappi, dan Pegunungan Bintang dan bersepakat akan bersama sama melakukan rapid test pada sekitar 5000 penambang di wilayah masing-masing.
“Mungkin karena informasi yang belum baik, sehingga harapan kami penambang turun untuk kita periksa, namun masih belum maksimal,” katanya.
Sementara, Bupati Asmat Elisa Kambu mengatakan, penambang liar menjadi masalah utama dalam upaya pencegahan Covid-19 di wilayahnya.
“Katanya penambangan liar, tapi ada koperasinya. Ada juga ‘anggota’ kita satu dua yang backup. Kalau masyarakat sipil saja, pasti takut,” katanya.
Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal mengatakan, penambangan liar sudah seharusnya ditutup, apalagi di masa pandemi Covid-19 seperti ini.
“Itu pertambangan liar namanya. Koperasi asal-asalan. Dalam situasi Covid, semua yang punya efek tutup dulu. Nanti aman, kita evaluasi,” katanya.(*)
Editor: Edho Sinaga