Bupati Jayawijaya harap pelayanan jemaat Damai Bolakme semakin baik

Bupati Jayawijaya, Jhon R Banua ketika membuka selubung papan nama peresmian Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) jemaat Damai Bolakme. -Jubi/Islami
Bupati Jayawijaya, Jhon R Banua ketika membuka selubung papan nama peresmian Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) jemaat Damai Bolakme. -Jubi/Islami

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Wamena, Jubi – Bupati Jayawijaya, Jhon R Banua, Kamis (19/12/2019), meresmikan Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) wilayah 4 Papua, daerah Bolakme jemaat Damai Bolakme.

Read More

Usai meresmikan gereja, bupati berpesan agar dengan adanya pembangunan gereja tersebut, pelayanan terhadap jemaat Damai Bolakme ini semakin baik.

“Hamba Tuhan atau jemaat Damai ini harus benar-benar melakukan pelayanan saat ibadah kepada warga, bukan hanya ibadah di hari Minggu, tetapi ada kegiatan-kegiatan lain seperti pelayanan di luar hari Minggu, harus dijalankan dalam rangka pembinaan rohani bagi masyarakat,” kata bupati.

Bupati juga mengapresiasi Jemaat Damai Bolakme yang telah setia bekerjasama membangun GKII Jemaat Damai, sehingga apa yang telah diperjuangkan ini dapat dihargai masyarakat.

“Saya juga berikan apresiasi kepada masyarakat Bolakme, karena satu gereja digunakan untuk ibadah bagi dua jemaat yakni GKII dan GKIP,” katanya.

Ia pun berpesan agar kerukunan dan kebersamaan umat yang selama ini terjaga dan terbina dengan baik tetap dijaga dan dipertahankan.

“Saya juga mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan di seluruh wilayah Jayawijaya, terutama di Distrik Bolakme dalam rangka menyambut Natal dan Tahun Baru 2020,” katanya.

Pendeta Meis Tabuni selaku ketua klasis menyebut, Tuhan tidak pernah memandang besar dan kecilnya jemaat, walaupun hanya 22 keluarga di jemaat Damai Bolakme ini, namun mereka berhasil membangun gereja yang berukuran 18 x 10 meter persegi, yang telah direncanakan dalam rapat jemaat pada 1996.

“Peletakan batu pertama pembangunan gereja pada Agustus 2016 dan 19 Desember 2019. Sempat didirikan gereja darurat pada 1992, menjadikan jemaat tetap pada 1994, dan dalam rapat jemaat pada 1996 untuk pembangunan gereja permanen ditetapkan ukuran 18 x 10 meter persegi itu, sehingga hari ini dapat diresmikan,” katanya. (*)

 

Editor: Kristianto Galuwo

Related posts

Leave a Reply