Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Badan Urusan Logistik (Bulog) telah menyiapkan sagu sebagai bahan cadangan untuk mengantisipasi jika beras di pasaran mulai langka akibat pandemi COVID-19.
“Perlu kami laporkan untuk mempertahankan ketahanan pangan kita dalam kondisi Covid-19. Kami sudah perintahkan kepada jajaran kami untuk membeli sagu untuk kita simpan sebagai cadangan bila beras kurang,” ungkap Direktur Utama Bulog Budi Waseso dalam rapat virtual dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, pekan ini.
Budi memastikan sagu bisa jadi bahan utama pengganti beras. Pihaknya pun kini sedang memetakan ketersediaan komoditas sagu di seluruh Indonesia. Ketersediaan sagu ini paling banyak, menurut Budi Waseso, ada di bagian Indonesia Timur.
“Insya Allah kami tidak hanya bicara beras. Kami sudah mulai melirik sagu dan pangan lainnya. Ini sudah kita mulai petakan, terutama di Indonesia bagian timur Papua sehingga drive kami yang ada di wilayah-wilayah produksi satu sudah mulai membeli untuk disimpan dan dijadikan cadangan kebutuhan pangan kita,” jelasnya.
Sebelumnya, Budi Waseso menjelaskan, posisi ketersediaan cadangan beras di Perum Bulog per 17 April 2020 masih terpenuhi sebesar 1.410.940 ton. Terdiri dari stok cadangan beras pemerintah sebesar 1.035.000 ton dan beras komersial sebesar 56.000 ton.
Sementara stok komoditas pangan lainnya per tanggal yang sama, seperti gula di Perum Bulog mencapai 9.675,81 ton dan masih akan terus dilakukan pengadaannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Adapun stok daging kerbau di Perum Bulog dilaporkan sebesar 97,41 ton, minyak goreng 1.148,13 kiloliter, tepung terigu sebanyak 643,92 ton, bawang merah 0,20 ton, bawang putih 29,69 ton, dan telur ayam 79,73 ton. (*)
Editor : Victor Mambor
Sumber : bulog.go.id