Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Guna menstabilkan harga gula pasir, Perum Bulog Papua dan Papua Barat gencar melakukan operasi pasar khusus komoditas gula pasir agar mendekati harga acuan pemerintah.
Kepala Bidang Komersial Perum Bulog Papua dan Papua Barat Dwi Yuniarko mengatakan, harga gula pasir rata-rata di pasaran Jayapura saat ini per kilogram Rp18.000 sampai Rp20.000. Harga ini lebih tinggi dibandingkan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp12.500 per kilogram.
Operasi pasar gula dimulai sejak 16 Mei 2020 di pasar-pasar tradisional di Kota Jayapura. Operasi dilakukan melalui penjualan eceran atau ‘kanfasing’ dan didrop langsung ke pedagang di pasar, pedagang pengecer, dan Rumah Pangan Kita. Selain itu juga perkantoran.
Per hari, kata Dwi, penjualan eceran gula pasir bisa 2 ton, kalau drop langsung ke pedagang pengecer antara 10 sampai 20 ton.
“Animo masyarakat sangat bagus karena harga yang kami jual Rp12.500 per kilogram,” ujar Dwi saat ditemui di Pasar Hamadi, Sabtu (30/5/2020).
Ia menjelaskan, pembelian per orang dibatas, sebab stok gula pasir yang tersedia hanya 400 sampai 500 ton. Per orang maksimal mendapatkan empat kilogram untuk penjualan enceran.
“Jadi, kami tidak jor-joran dulu menjualnya, hanya untuk menstabilkan harga agar masyarakat bisa menikmati gula murah,” katanya.
Ia berharap operasi pasar gula yang dilakukan secara masif di Kota Jayapura membuat harga gula pasir bisa turun sehingga bisa menurunkan angka inflasi daerah.
Sebelumnya, Kepala Divisi Regional Bulog Papua dan Papua Barat Sopran Kenedi memastikan pasokan gula tetap terjaga di pasar guna memenuhi konsumsi masyarakat.
“Kami sudah sampaikan ke distributor agar menjaga ketersediaan stok dan kestabilan harga pangan,” ujarnya. (*)
Editor: Syofiardi