Buah pinang dijual murah, pembeli sepi

Lapak pedagang pinang di Pasar Hamadi. - Jubi/Ramah
Lapak pedagang pinang di Pasar Hamadi. – Jubi/Ramah

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Sudah sebulan harga buah pinang dijual murah, namun pembeli sepi. Pedagang meradang karena omzet mereka berkurang.

Read More

Seperti yang dialami La Roby, seorang penjual buah pinang di Pasar Hamadi, rona wajahnya memelas melihat dagangannya belum juga habis, yang biasanya bisa menghabiskan dua karung (ukuran 25 kilogram) dalam sehari.

“Sampai siang ini setengah karung belum juga habis. Sepi pembeli. Satu tumpuk saya jual Rp10.000, biasanya saya jual Rp 50.000,” ujar La Roby, ketika dihampiri Jubi di lapaknya, Selasa (31/3/2020).

Menurut La Roby, stok buah pinang banyak, namun sepinya pembeli imbas dari virus corona karena warga takut keluar rumah. Apalagi ada imbauan dari Pemerintah Kota Jayapura untuk membatasi aktivitas di luar rumah.

“Mau bagaimana lagi, sabar saja. Semoga musibah ini (virus corona) cepat berlalu dan kami para pedagang pinang bisa merasakan untung lagi,” ujar La Roby.

Pedagang buah pinang lainnya, Wa Anti, mengaku satu karung bisa dihabiskan tiga hari karena sepi pembeli. Ia pun harus mengeluarkan modal tambahan untuk uang makan dan ongkos taxi.

“Untung dari jualan buah pinang sebagain untuk makan di pasar dan ongkos pulang. Stok pinang banyak, cuma pembeli yang sepi. Pinang ini ada yang didatangkan dari PNG, Arso, Koya, dan Genyem. Satu karung kalau pengambilan Rp500 ribu, kalau lagi mahal Rp1 juta,” ujar Wa Anti.

Wa Anti mengaku harga jual buah pinang yang murah membuat pendapatannya ikut turun. Sehari pendapatan normalnya bisa mencapai Rp1 juta, saat pinang murah hanya bisa mengasilkan penjualan rata-rata Rp400 ribu.

“Saya sudah 10 tahun jualan buah pinang karena cuma jual pinang saja pekerjaan saya. Saya berharap semoga pendapatan saya meningkat lagi untuk kebutuhan sehari-hari,” jelas Wa Anti. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply