Jayapura, Jubi – Untuk menggali potensi, Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung (BPMK) Provinsi Papua, menggelar lomba inovasi teknologi tepat guna tingkat provinsi dengan melibatkan masyarakat, akademisi dan organisasi gereja.
“Lomba inovasi teknologi tepat guna ini diselenggarakan setiap tahun. Namun, selama ini belum menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat. Untuk itu harus terus menerus dibina,” kata Kepala BPMK Papua, Donatus Motte, di Jayapura, Jumat (4/9/2015).
Selama ini, ujar Donatus Motte, Papua hanya sekedar membuka stand, tetapi belum menghasilkan produksi untuk di pasarkan. Untuk itu, BPMK saat ini berupaya melakukan lomba ini tingkat provinsi dengan baik untuk mewakili Papua tingkat nasional, namun dengan dukungan APBD kabupaten.
“Sebab, merupakan suatu penghargaan kita kepada mereka yang juara tingkat provinsi kita akan ikutkan pada lomba tingkat nasional,” ucapnya.
Untuk lomba inovasi tingkat nasional tahun ini, akan diselenggarakan di provinsi Aceh. Namun yang menjadi hambatan saat ini adalah masalah anggaran. “Ini menjadi beban bagi kami untuk tahun anggaran 2016 dan seterusnya, walaupun dari lomba yang dipamerkan masyarakat mempunyai kemampuan dan keahlian serta mempunyai kreasi,” tambahnya.
Menanggapi itu, Donatus katakan, pihaknya akan mendorong melalui APBD Provinsi dengan memberikan bantuna, agar hasil inovasi ini bisa tampil pada tingkat nasional. “Jadi kita tidak mau hanya memberikan hadianya atau uangnya, tetapi bagaimana mereka menambah ilmu agar dapat digunakan di kabupaten,” katanya.
Donatus mengaku, dirinya sangat tertarik dengan inovasi yang ditampilkan pada saat lomba, salah satunya adalah membatik dan membuat arang dari ampas sagu.
“Inovasi seperti ini yang perlu didorong kedepan. Tentunya dengan pemberian bantuan yang bersumber dari dana Otsus dapat memberi manfaat besar bagi masyarakat, sebab selama ini dana Otsus banyak tetapi tidak ada menfaatnya bagi masyarakat atau tidak memberikan kesejahteraan bagi masyarakat,” katanya lagi.
Sementara itu, Mama Ibo salah satu peserta lomba mengaku sangat senang bisa menjadi peserta, apalagi membatik merupakan keahliannya.
“Sebelumnya saya pernah belajar membatik di Jogja,” kata Mama Ibo. (Alexander Loen)