BPKLN Papua akui perbatasan jadi sasaran peredaran ganja

Ganja kering yang masuk kategori narkoba golongan 1 - Dok.Jubi
Ganja kering yang masuk kategori narkoba golongan 1 – Dok.Jubi

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Biro Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN) Provinsi Papua, Suzana Dewijana Wanggai, mengakui wilayah perbatasan Papua dan Papua Nugini (PNG), sampai hari ini masih menjadi sasaran empuk peredaran narkotika jenis ganja.

Read More

Suzana mengatakan wilayah perbatasan yang ada di Papua sangat panjang sekitar 800-an kilometer dari utara sampai selatan, dan tidak ada batasan fisik yang dibangun dan didukung alat, sehingga selalu dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak baik.

“Sepanjang perbatasan terdapat laut, sungai, gunung, dan lainnya, sehingga masalah ganja ini selalu menjadi pekerjaan rumah yang sangat besar bagi pemerintah Papua dan PNG, untuk menekan angka peredaran ganja,” kata Suzana, di Jayapura, kemarin.

Bahkan masalah ini, ujar ia, sudah dibahas berulang-ulang kali besama pemerintah PNG dalam beberapa kali pertemuan dengan pemerintah Provinsi Papua. Hanya memang butuh partisipasi semua pihak untuk menghalau ini.

“Untuk menekan peredaran ganja, paling utama adalah koordinasi setiap saat dari semua stakeholder baik masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh adat untuk menginformasikan kepada aparat,”.

“Apalagi perbatasan yang ada di Papua memiliki letak geografis sangat sulit, sehingga koordinasi sangat penting sehingga ketika ada kecurigaan informasi bisa didapat oleh aparat. Disamping itu, sosialisasi akan bahaya narkotika jenis ganja kepada para generasi masih harus terus dilakukan,” ujarnya.

Kepala Badan Narkotika Nasional Papua, Jackson Lapalonga, mengatakan wilayah perbatasan RI-PNG rawan penanaman ganja, sepeti di Kabupaten Keerom, Pegunungan Bintang, Boven Digul, dan Kota Jayapura.

“Sekitar 80 persen ganja beredar berasal dari PNG, bahkan juga ada ditemukan ladang ganja yang ditanam di daerah abu-abu atau perbatasan RI-PNG dan lokasinya cukup sulit dijangkau serta bibitnya berasal dari PNG,” kata Jackson.

Untuk mengatasi masalah ini, ujar ia, butuh sinergitas semua pihak termasuk TNI-Polri sehingga wilayah perbatasan tidak lagi dijadikan lahan menanam dan beredarnya ganja.

“Kami minta masyarakat ikut aktif perangi ini. Jika mengetahui adanya ladang atau peredaran ganja di sekitar wilayahnya, segera melapor ke aparat keamanan agar bisa segera ditangani,”.

“Mudah-mudahan dengan bantuan berbagai pihak dapat mempersempit ruang gerak pemasok ganja serta menemukan ladang ganja yang kemudian tanamannya dimusnahkan,” ujarnya. (*)

Editor: Dewi Wulandari 

Related posts

Leave a Reply