Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Presiden Amerika Serikat Joe Biden memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin terkait sengketa negaranya dengan Ukraina. Biden mengatakan negara Barat akan memberikan ‘serangan balik yang kuat’ terkait ancaman sanksi di bidang ekonomi jika Rusia memutuskan untuk menyerang Ukraina. AS dan sekutunya akan merespons dengan tindakan ekonomi dan tindakan kuat lainnya jika terjadi eskalasi militer.
Selain itu Biden juga menyerukan penggunaan jalur diplomasi untuk menangani konflik yang terjadi di antara Ukraina dan Rusia.
Baca juga : Keterlibatan Rusia suksesi Trump menjadi Presiden AS bocor
Ini alasan Rusia belum ucapkan selamat untuk Biden
Rusia usir 10 diplomat Amerika usai dapat sanksi
Sedangkan Putin menuntut jaminan hukum yang jelas untuk menangani NATO yang semakin memperluas pasukannya ke wilayah Rusia. Putin juga menyalahkan NATO atas tensi yang terjadi di Ukraina
Tercatat Joe Biden dan Vladimir Putin bertemu lewat video selama dua jam. Pertemuan ini dinilai merupakan kesempatan untuk mengurangi ketegangan di perbatasan Rusia-Ukraina.
Rusia sendiri disebut telah mengirimkan 100 ribu pasukan ke wilayah sengketa yang menimbulkan ketakutan akan terjadinya perang di Eropa. Walaupun demikian, AS masih belum mengetahui apa yang diinginkan Rusia di Ukraina.
Meski demikian, Rusia membantah wacana bahwa negaranya akan menginvasi Ukraina. Moscow menyebut tuduhan itu sebagai ‘histeria.’
“Pasukan Rusia berada di wilayah mereka, mereka tidak mengancam siapa-siapa,” kata penasihat kebijakan luar negeri Putin, Yury Ushakov.
Putin menilai aliansi antara NATO dan Ukraina menimbulkan ancaman bagi Rusia. Langkah Ukraina untuk bergabung ke NATO ataupun menjadi ‘tuan rumah’ rudal NATO tak dapat diterima Rusia.
“Rusia sangat tertarik untuk mendapatkan jaminan hukum yang dapat diandalkan, yang bisa mengecualikan ekspansi NATO ke arah timur dan penyebaran senjata serangan ofensif di negara-negara yang berdekatan dengan Rusia,” kata Kremlin.
Merespons keinginan Rusia, penasihat keamanan nasional Biden, Jake Sullivan, mengatakan Biden tidak membuat komitmen atau konsesi seperti itu.
Tercatat Rusia dan Ukraina kerap saling klaim terkait penempatan pasukan di zona konflik. Rusia sempat menuduh Ukraina mengerahkan mengerahkan 125 ribu pasukan ke Donbass pada Rabu (1/12/2021).
Donbass merupakan zona konflik antara pasukan pemerintah Ukraina dengan separatis pro-Rusia sejak 2014 ketika Semenanjung Crimea dicaplok oleh Moskow.
Sedangkan Ukraina mengklaim Rusia telah mengirim lebih dari 94 ribu personel ke perbatasan. Ukraina juga menyebut Rusia tengah bersiap menyerang negaranya pada akhir Januari mendatang. (*)
CNN Indonesia
Editor :Edi Faisol