Jubi | Portal Berita Tanah Papua No. 1,
Hagatna, Guam, Jubi – Lagi, empat orang mantan putera altar lainnya mengajukan tuntutan hukum terpisah kepada hakim federal Rabu (22/2/2017) menuding bekas pastor di pulau itu, Louis Brouillard, melecehkan mereka secara seksual berulang-ulang saat mereka masih anak-anak di tahun 1970an.
Ditambah empat orang tersebut kini total 22 kasus pelecehan seksual rohaniawan telah didaftarkan di Guam. Keuskupan Agana saat ini menghadapi minimum tuntutan hukum $110 juta atas akibat dampak dari perbuatan tersebut.
Empat orang bekas putera altar, diwakili oleh Jaksa David Lujan, mengatakan Brouillard juga secara seksual melecehkan mereka selama aktivitas Kepramukaan Amerika. Brouillard adalah pembina pramuka cabang Guam.
Albino T. Bascon, sekarang berusia 54 tahun dan tinggal di California, menuduh Brouillard melecehkan dan menganiaya dirinya dari tahun 1973 hingga 1976. Waktu itu dia sebagai putera altar di Gereja Katolik San Isidro of Malojloj dan anggota pramuka
Roque Flores, sekarang berusia 54 tahun warga Barrigada, menduing Brouillard juga secara seksual melecehkan dan menganiaya dirinya ketika menjadi putera altar di Gereja Katolik San Vicente/San Roke di Barrigada saat berusian 13 hingga 15, dari tahun 1975 hingga 1977.
Johnny T. Bascon, sekarang tinggal di North Carolina, mengatakan dirinya berusia sekitar 10 sampai menginjak 15 tahun ketika Brouillard melakukan pelecehan seksual padanya. Bascon, sekarang 56 tahun, mengatakan dirinya adalah putera altar di Gereja Katolik San Isidro Catholic Church di Malojloj, dimana Brouillard pernah menjadi pastur.
Benny T. Manglona, sekarang 59 tahun di Inarajan, mengakuk Brouillard menyiksa dan melecehkannya saat dia menjadi anggota pramuka dan putera altar di Gereja Katolik San Isidro di Malojloj sekitar tahun 1970 hingga 1971.(*)