Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Lagi-lagi Persipura Jayapura harus rela tidak menggunakan Stadion Mandala untuk menjalani pertandingan kandang kompetisi Liga 1 2020. Proses renovasi Stadion Mandala menjadi arena Pekan Olahraga Nasional atau PON XX Papua 2020 belum juga rampung, sehingga Persipura harus memakai Stadion Aji Imbut Tenggarong dan Stadion Gelora Delta Sidoarjo sebagai markas sementaranya.
Ketua Umum Persipura Benhur Tomi Mano atau BTM menyatakan kondisi itu memberatkan sisi keuangan Persipura, mengingat pada kompetisi Liga 1 2019 tahun lalu Persipura juga tidak bisa menggelar laga kandang di Stadion Mandala yang direnovasi. “Musim kemarin kita gunakan Rp 2,5 miliar saat main di luar, tapi minim pemasukan sama sekali. Yang jelas, kalau main di luar [Papua] kita kehilangan segalanya, dan juga mengeluarkan biaya yang tak sedikit,” ujar kata BTM, Minggu (9/2/2020).
Bermain kandang di luar Papua membuat Boaz Solossa dan kawan-kawan kehilangan para pendukung yang datang menonton laga kandang Persipura. “Kami ingin sekali Persipura bisa main di Papua. Persipura Mania ingin sekali ingin sekali Persipura bermain di Papua, dan kita pun ingin sekali. Kami masih ingin bermain di Stadion Papua Bangkit, jika diizinkan Pemerintah Provinsi Papua,” ujarnya.
Stadion Papua Bangkit di Kabupaten Jayapura telah rampung dibangun. Namun, stadion yang akan menjadi lokasi upacara pembukaan dan penutupan PON XX Papua itu belum diresmikan. Stadion itu rencananya akan diresmikan Presiden Joko Widodo.
“Kami sudah layangkan surat ke Pemerintah Provinsi Papua terkait penggunaan Stadion Papua Bangkit. Tapi surat kami belum dibalas. Kalau belum direspon juga, kami akan buat surat lagi. Kalau belum direspon lagi, kami akan buat dan buat surat, hingga surat kami mendapat respon,” katanya.
Secara terpisah Koordinator Persipura Mania, Wilson Samonsabra menilai pertandingan kandang yang dijalani Persipura di luar Papua sangat merugikan. Apalagi biaya yang harus dikeluarkan Persipura untuk mengelar pertandingan kandang di Tenggarong dan Sidoarjo banyak.
“Dan pasti tidak ada pemasukan sama sekali. Kalau main di Papua kan, pastinya ada pemasukkan dari hasil penjualan tiket,” ujarnya singkat. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G