Beras tak terjual, rumah sejumlah petani terancam disegel bank

Pertemuan anggota DPR RI, Sulaeman Hamzah, bersama bupati dan pejabat lain di tiga kabupaten di Selatan Papua – Jubi/Frans L Kobun
Pertemuan anggota DPR RI, Sulaeman Hamzah, bersama bupati dan pejabat lain di tiga kabupaten di Selatan Papua – Jubi/Frans L Kobun

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Merauke, Jubi – Anggota Dewan Perwakian Rakyat (DPR) RI, Sulaeman Hamzah, mengungkapkan pihaknya mendapat laporan dari sejumlah petani di lokasi eks transmigrasi kalau rumah mereka terancam disita pihak bank. Karena kredit tak dapat dicicil secara kontinu, lantaran gabah yang telah digiling menjadi beras, tak kunjung dibeli oleh Bulog setempat.

Read More

Demikian disampaikan Sulaeman saat melakukan pertemuan bersama Bupati Asmat Elysa Kambu, Wakil Bupati Boven Digoel Chaerul Anwar, Sekda Mappi Gregorius Tuantana, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Merauke, Eddy Santoso, serta sejumlah stakeholder terkait termasuk Kakanwil Bulog Provinsi Papua dan Papua Barat, Sopran Kenedi, di Swiss Belt Hotel, Senin (14/10/2019).

Dikatakan,  kini sebagian petani terancam. Ketika mereka tergantung dengan KUR, karena kredit murah, lalu meminjam dana di bank. Namun saat  berasnya tak terjual, rumahnya menjadi jaminan pihak bank dan kini terancam disegel.

“Saya kira ini persoalan serius yang harus disikapi cepat. Memang saya mengambil inisiatif dengan mengundang para bupati di Selatan Papua melakukan pertemuan membahas masalah beras petani yang tak kunjung dibeli ini,” katanya.

Dijelaskan, keluhan petani tentang serapan beras yang minim, menjadi hal serius untuk segera ditangani.

“Dulu ketika petani berteriak pupuk, saya mengambil langkah melakukan pertemuan dengan perusahaan pupuk dan akhrinya ada solusi. Dimana pupuk dijual merata ke petani-petani,” ungkap dia.

“Kini muncul masalah beras lagi. Setelah saya lakukan koordinasi dengan Kepala Bulog Sub Divre Merauke, persoalannya adalah keterbatasan gudang. Lalu angkutan beras dari Merauke ke kabupaten lain, sedikit kendala akibat pembiayaan. Kalau penawaran terlalu tinggi, tentu bulog tak ingin mengambil risiko,” ujarnya.

Ditambahkan, pihaknya mengundang bupati maupun wakil bupati dari tiga kabupaten pemekaran di Selatan Papua, tidak lain untuk mendapat masukan, sehingga ada solusi penyelesaian, sekaligus beras petani dapat diserap.

Caleg terpilih Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP), Fauzun Nihayah, menambahkan dalam kunjungan ke Distrik Jagebob kemarin, petani juga mengeluhkan tentang beras yang tak kunjung diserap bulog.

“Saya kira langkah yang diambil Bapak Sulaeman Hamzah melakukan pertemuan dengan sejumlah pihak hari ini termasuk bupati dan pejabat dari Selatan Papua, sangat tepat. Sekaligus dapat dicarikan solusi penyelesaian,” katanya. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply