Jayapura, 13/8 (Jubi) – Pacsa perdamian bentrok antar warga di Mimika, Papua beberapa bulan, kondisi di wilayah itu kembali dikabarkan mencekam. Salah warga mimika via pesan singkatnya ke media ini mengatakan, warga setempat kembali saling serang dan membuat suasana di wilayah itu mencekam.
“Jalanan sunyi. Warga ada yang jalan sambil membawa benda tajam. Semoga keadaan ini cepat berakhir. Sementara keamanan kepolisian dan TNI terus bersiaga, namun jalan-jalan di kota sudah sunyi. Toko-toko tutup. Sebagian warga mengungsi ke Polsek terdekat,” kata warga yang tak ingin disebutkan namanya itu, Rabu (13/8).
Sementara Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Papua, Komisaris Besar (Pol) Sulistyo Pudjo mengatakan, menyiagakan semua kekuatan yang ada di wilayah itu untuk mengamankan situasi agar tetap kondusif.
“Seluruh kekuatan kami, baik Polres Mimika yang jumlahnya sekitar 350 lebih personil dan Den B Timika sekitar 300 lebih personil serta bantuan dari Kodim setempat yang ada kurang lebih 700 prajurit disiagakan untuk mengamankan situasi,” kata Pudjo, Rabu (13/8).
Menurutnya, memanasnya siatusi Mimika berawal dari adanya penemuan mayat di daerah Jembatan Amri III, Kampung Tigapu Distrik Iwaka. Mayat itu adalah salah satu suku Dani, Korea Wakar (49), warga Jalan SP II Timika.
“Saksi adalah Rende (29) guru harian lepas warga Jalan Caritas SP II. Dia yang melaporkan. Dia ini orang kepercayaan Korea Wakar. Kronologisnya, saksi disuruh almarhum menyetor uang miliknya ke bank, Senin (4/8) lalu. Namun jumlahnya belum dikatahui berapa besar. Setelah kembali ke rumah korban untuk melaporkan kalau ia telah menyetor uang itu ke bank, korban tidak ada,” ujarnya.
Dikatakan, sejak itu keluarga dan teman-teman korban tak tahu dimana keberadaan dia. Korban kemudian ditemukan, Senin (11/8) sekitar pukul 11:00 WIT dalam kondisi meninggal.
“Ketika ditemukan korban sudah meninggal dunia dalam kondisi tubuh yang sudah rusak. Kepala tinggal tengkorang dan perutnya kembung. Ketika ditemukan dia memakai celana panjang hitam dan kaos kaki loreng,” katanya.
Pasca penemuan mayat Korea Waker tersebut lanjut Pudjo, terjadi penyerangan dan pembakaran rumah serta pembunuhan warga di Kampung V Apri, poros SP V. Korban Itina Kasum (50) luka lecet dan bekas panah di pipi kanan sementara suaminya, Muhammad Said (70) meninggal dunia.
“Selasa, (12/8) 13:30, Muspida setempat mendatangi rumah Korea Waker. Pihak keluar menuntut polisi menangkap pelaku. Polisi lalu menjelaskan kronologis kejadian. Pukul 17:30 massa keluarga Korea Wakar mengamuk dan menganiaya dua masyarakat pendatang. Satu kritis dan satu masih dalam pencarian. Mereka ngamuk dan menyerang sembarang orang yang lewat,” ujarnya.
Kata Pudjo, beberapa korban yang hingga kini dikatahui meninggal dunia yakni Noris Timang (Suku Amungme) warga Kwamki Lama, Muhammad Agung Kulaken warga SP VII, Indra Afriadi Saputra warga SP V dan Arfi Duran (36) SP2. Sementara korban luka Saiful (35) luka potong di mulut dan pergelangan tangan kiri hampir putus Ahmad Rumra (48) tusukan panah di paha kanan,” ucapnya. (Jubi/Arjuna)