“Walaupun tidak ada personel AS yang meninggal dalam serangan Iran pada 8 Januari ke pangkalan udara Al Asad, beberapa personel sedang dirawat karena memperlihatkan gejala gegar otak akibat ledakan dan mereka sedang diperiksa,”
Papua No. 1 News Portal | Jubi
Washington, Jubi – Amerika Serikat sedang merawat 11 tentaranya karena memperlihatkan tanda-tanda gegar otak setelah Iran melancarkan serangan rudal ke sebuah pangkalan Irak yang ditempati pasukan AS pada 8 Januari 2020 lalu. Kondisi itu tak sesuai dengan pernyataan AS sebelumnya yang mengatakan tidak ada anggota militernya yang terluka dalam serangan itu.
Tembakan rudal itu merupakan balasan Iran atas serangan pesawat nirawak AS di Baghdad pada 3 Januari, yang menewaskan Qassem Soleimani, komandan Pasukan Quds Garda Revolusi Iran.
Baca juga :
AS-Rusia Beda Pendapat Mengenai Peluncuran Rudal Iran
Saudi sebut bukti sisa rudal Iran dalam serangan minyak
FAA keluarkan larangan terbang di atas wilayah Iran
Presiden Donald Trump dan militer AS sebelumnya mengatakan tidak ada korban dalam serangan di pangkalan udara Ain al-Asad di Irak barat itu dan di sebuah pangkalan lainnya di wilayah Kurdi utara.
“Walaupun tidak ada personel AS yang meninggal dalam serangan Iran pada 8 Januari ke pangkalan udara Al Asad, beberapa personel sedang dirawat karena memperlihatkan gejala gegar otak akibat ledakan dan mereka sedang diperiksa,” kata Kapten Bill Urban, juru bicara Komando Pusat AS, dalam pernyataan, Kamis, (16/1/2020) kemarin.
Sebagai langkah pencegahan, beberapa tentara dibawa ke fasilitas AS di Jerman dan Kuwait untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
“Kalau dianggap sudah bisa menjalankan tugas, para personel diperkirakan akan kembali ke Irak,” kata Bill menambahkan.
Tercatat personel AS yang berada di pangkalan di daerah gurun Irak, Anbar, berjumlah sekitar 1.500 orang. (*)
Editor : Edi Faisol