Belajar di rumah di tengah jaringan internet tak memadai

Program belajar di Pro2 RRI Wamena menyikapi persoalan jaringan yang mewajibkan siswa belajar secara online-Jubi/Islami.
Program belajar di Pro2 RRI Wamena menyikapi persoalan jaringan yang mewajibkan siswa belajar secara online – Jubi/Islami.

Papua No.1 News Portal | Jubi

Wamena, Jubi – Pemerintah Kabupaten Jayawijaya dan Provinsi Papua menghentikan proses belajar-mengajar di sekolah sejak 19 Maret 2020 untuk menghindari penyebaran Covid-19.

Read More

Siswa diwajibkan belajar di rumah dengan dibantu orang tua dan dibimbing guru dari jarak jauh secara online.

Hanya saja tidak mudah belajar online dengan jaringan internet di Kabupaten Jayawijaya yang kurang bagus, bahkan di Wamena, ibukota kabupaten yang memiliki jaringan paling baik. Andalan utama warga adalah jaringan Telkomsel yang lamban.

Riko, warga Wamena yang tinggal di Jalan Trikora mengeluhkan sistem belajar di rumah dengan kondisi jaringan internet yang kurang memadai tersebut. Ia memiliki dua anak yang sedang sekolah, Kelas 2 SMA dan SD.

Ia tak hanya mengeluhkan belajar secara online dari rumah, tetapi juga ketika pegawai juga disuruh bekerja dari rumah, tapi tidak didukung jaringan internet yang bagus.

“Memang ada tugas yang diberikan oleh sekolah kepada anak saya, tetapi jika harus menerapkan belajar secara online perbaiki dulu kualitas jaringan internet,” katanya ketika ditelepon Jubi, Senin, 30 Maret 2020.

Riko mengaku harus membimbing anaknya belajar setiap hari selama dua hingga tiga jam. Mengecek sejauh mana anaknya belajar di sekolah dan  menggantikan peran guru untuk bagian yang perlu dipelajari.

“Saya juga sempat memposting keluhan ini di media sosial saya, jadi tolong provider yang di Wamena ini perhatikanlah kualitas jaringan internet, pemerintah juga harus bisa menekan operator agar internet lancar,” katanya.

Rata-rata orang tua dan pekerja di Wamena mengeluhkan hal yang sama, rendahnya mutu jaringan internet untuk mendukung belajar dan bekerja di rumah untuk menghindari pandemik corona.

Dengan program “Di Rumah Saja” yang tidak hanya dicanangkan daerah, tetapi juga nasional mestinya fasilitas jaringan internet sebagai pendukung utama mesti dibenahi segera.

Di tengah keterbatasan jaringan internet tersebut, Radio Republik Indonesia (RRI) Wamena membantu dengan membuat program belajar di Pro2 sejak Senin, 30 Maret 2020. Acara digelar setiap pagi, pukul 07.30-09.00 WP (Waktu Papua).

Kepala Lembaga Penyiaran Publik RRI Stasiun Wamena Engel Silitubun saat peluncuran program belajar di Pro2 RRI mengatakan program tersebut dilakukan sebagai antisipasi mendukung imbauan dari pemerintah, khususnya presiden, tentang bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah selama pandemi Corona.

“Karena kita lihat adik-adik atau anak sekolah saat ini yang mestinya dalam masa-masa proses belajar untuk persiapan ujian semester bahkan kelulusan, maka kebijakan RRI adalah memberikan dukungan belajar dari rumah,” katanya.

Program di RRI tersebut, tambahnya, diupayakan untuk siswa tingkat SMA. Acara diawali dengan menghadirkan guru dari SMA Negeri 1 Wamena yang mengajarkan mata pelajaran fisika pada hari pertama. Kemudian Bahasan Indonesia hari kedua dan Bahasa Inggris pada hari ketiga.

“Kita datangkan guru SMA Negeri 1 Wamena menjadi narasumber, tak tertutup kemungkinan guru SMP dan SMA lain, karena ini mengantisipasi agar anak-anak sekolah walaupun mereka di rumah tetapi tetap bisa mengikuti proses belajar dari RRI,” ujarnya.

Program yang dibuat RRI Wamena tersebut, katanya, untuk mengatasi kesulitan siswa sekolah belajar secara online karena kondisi jaringan data internet yang kurang bagus di Wamena. Ia berharap belajar melalui RRI akan sangat efektif.

“Program ini fleksibel, mengikuti anjuran dari pemda tetapi kita juga akan lihat jika efek positif dari program ini ada, kenapa harus dihentikan, bisa saja akan terus kita jalankan, hanya saja frekuensinya yang kita akan lihat kembali,” katanya.

Engel mengatakan ke depan RRI bekerja sama dengan WVI (Wahana Visi Indonesia) akan merancang program yang sama di Programa satu (Pro1) untuk materi belajar siswa SD agar mereka tidak jenuh selama di rumah.

“Program belajar di Pro2 RRI Wamena itu mendapat apresiasi dari Dinas Pendidikan Jayawijaya, apalagi dalam keadaan ‘social distancing’ yang mengharuskan siswa belajar dari rumah,” ujarnya.

Sekretaris Dinas Pendidikan Jayawijaya Bambang Budiandoyo memang menyambut baik program tersebut.

“Program seperti ini positif supaya anak-anak tidak jenuh di rumah bisa mendengar di Pro2 untuk belajar melalui udara,” katanya Selasa, 31 Maret 2020.

Menurut Bambang program tersebut menjadi alternatif di tengah kesulitan siswa mendapatkan jaringan internet di rumah. Meski tak ada internet siswa bisa tetang belajar dengan mendengar siaran radio.

“Prinsipnya karena kita disarankan untuk belajar secara online, tetapi kita di sini mengalami kesulitan dengan jaringan sehingga menjadi kendala, namun dengan adanya program RRI bisa membantu kita,” katanya.

Kepala SMA Negeri 1 Wamena Yosep Wibisono mengatakan bagaimanapun anak-anak harus tetap belajar.

Karena itu ia berharap untuk sementara peran guru digantikan oleh orang tua dengan betul-betul memperhatikan anaknya untuk tetap tinggal di rumah sesuai imbauan pemerintah dan harus tetap belajar.

“Untuk siswa SMAN 1 Wamena sebenarnya tidak sulit belajar karena kami telah membagikanmereka buku tugas dimana satu anak ada sembilan mata pelajaran wajib yang kita sudah bagikan kepada mereka, sekarang bagaimana peran orang tua dapat memandu mereka untuk belajar,” katanya.

Selama libur, katanya, seluruh siswa tetap dalam pemantauan wali kelas melalui grup WhatsApp, jika ada tugas tambahan disampaikan di grup tersebut.

Kesulitan jaringan untuk menjalani belajar dari rumah juga menjadi perhatian Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua. Dari laporan Dinas Pendidikan di kabupaten, rata-rata kendala belajar di rumah adalah masalah jaringan.

Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua Christian Sohilait berharap orang tua dan guru tetap mengutamakan keselamatan anak dan guru, karena tujuan menutup kegiatan sekolah untuk menghindari resiko tertular virus corona.

“Walaupun sinyal susah jaga kesehatan yang terpenting,” kata Christian. (*)

Editor: Syofiardi

Related posts

Leave a Reply