Papua No. 1 News Portal | Jubi
Canberra, Jubi – Australia disarankan untuk mempertimbangkan penghapusan prasayarat kerja regional tiga bulanan, bagi para backpacker pemegang visa berlibur dan bekerja di negara itu, dan sebaliknya, meningkatkan pemberdayaan program pekerja musiman Pasifik untuk mengisi kesenjangan pasar tenaga kerja, pun membantu meningkatkan ekonomi Pasifik, menurut sebuah laporan terbaru Bank Dunia.
Jumlah pekerja backpacker jauh melebihi jumlah pekerja musiman Pasifik, hingga mencapai rasio enam banding satu, di sektor pertanian Australia, terutama di bidang hortikulutura setiap tahunnya.
Bagi para backpacker pemegang visa berlibur dan bekerja Australia subclass 417, dengan memenuhi persyaratan pekerjaan tertentu, mereka dapat memperpanjang visa manjadi dua tahun.
Pekerjaan tertentu ini mencakup bekerja selama tiga bulan di industri pertanian, pertambangan, perikanan, atau konstruksi di daerah-daerah regional Australia.
Mendominasi, para backpacker mengisi kekosongan pasar tenaga kerja di bidang hortikultura, memetik buah di sektor pertanian di seluruh negara itu.
Namun persyaratan “88 hari” (sebagaimana durasi tiga bulan dikalkukasikan oleh Pemerintah Australia dalam hal ini) bagi para backpacker ini pun tidak luput oleh skandal kekerasan, penggajian di bawah standar, dan eksploitasi dari pemberi kerja.
Program pekerja musiman mendatangkan pekerja dari sembilan negara di Pasifik dan Timor-Leste ke Australia untuk bekerja di industri hortikultura, terikat dengan perusahaan tertentu atau melalui penyalur jasa tenaga kerja.
Laporan Bank Dunia tersebut menegaskan bahwa Australia harus mempertimbangkan penghapusan klausul pekerjaan khusus untuk backpacker, agar rasio antaranya dengan pekerja musiman Pasifik bisa lebih seimbang.
“Dengan menghapuskan prasyarat perpanjangan visa tahun kedua bagi pemegang visa berlibur dan bekerja ini, mereka akan menghilangkan insentif bagi hingga 36.264 backpacker yang bekerja di daerah regional di bidang hortikultura.”
Dikatakan, jika semua pekerjaan musiman ini dialokasikan kepada penduduk Kepulauan Pasifik, diharapkan tambahan pendapatan bersih tahunan sebesar AU$ 282 Juta untuk negara-negara Pasifik. Kenaikkan ini setara dengan sekitar 26% dari seluruh anggaran bantuan pemerintah Australia untuk kawasan tersebut (The Guardian)