Dibangun tahun 2015, hingga kini pabrik tapioka di Jagebob belum operasional

Bangunan pabrik tapioka di Jagebob yang tak dimanfaatkan – Jubi/Frans L Kobun
Bangunan pabrik tapioka di Jagebob yang tak dimanfaatkan – Jubi/Frans L Kobun

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Merauke, Jubi – Bangunan pabrik tapioka yang dibangun sejak tahun 2015 silam, hingga kini tak kunjung digunakan. Padahal kondisi bangunan sudah dirampungkan, termasuk infrastruktur lain yang menghabiskan anggaran senilai Rp30 miliar.

Read More

Ketua Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Merauke, Hendrikus Hengky Ndiken, kepada sejumlah wartawan, Jumat (27/9/2019), mengatakan pihaknya bersama beberapa anggota komisi telah melakukan pengecekan terhadap bangunan pabrik tapioka di Kampung Rawa Sari, Distrik Jagebob.

“Memang kondisi bangunan bersama infrastruktur lain telah dirampungkan. Hanya saja, hingga kini tak kunjung dimanfaatkan untuk pengolahan tapioka,” ungkapnya.

Dikatakan, beberapa bulan lalu, tim dari DPRD Merauke melakukan studi banding ke Lampung, sekaligus melihat bagaimana pengoperasian pabrik tapioka di sana.

“Begitu pulang dari sana, telah ada investor bersedia untuk mendatangkan mesin  untuk pengolahan ubi kayu menjadi tapioka,” ungkapnya.

Hanya saja, jelas Hengky, setelah membicarakan bersama investor tersebut, bersangkutan meminta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merauke sharing dana senilai Rp50 miliar. Setelah ditimbang-timbang dilakukan pembatalan.

“Betul bahwa anggaran senilai Rp50 miliar yang diminta, akan dimanfaatkan untuk mendatangkan mesin serta peralatan lain guna produksi ubi kayu menjadi tepung tapioka,” katanya.

Oleh karena permintaan investor tak dikabulkan, sampai sekarang bangunan dimaksud belum dimanfaatkan.

“Kita mempunyai keinginan besar agar bangunan bersama pabrik segera dimanfaatkan. Karena struktur tanah untuk pembibitan serta penanaman ubi kayu di Jagebob dan sekitarnya sangat mendukung juga,” ungkapnya.

Anggota DPRD Merauke lainnya, Nathaniel Paliting, menambahkan pihaknya telah mendorong pabrik segera dioperasikan. Tetapi karena permintaan investor untuk sharing dana sangat besar, sehingga pemerintah setempat mempertimbangkan kembali.

“Kita berharap agar cepat atau lambat bangunan yang menyedot anggaran puluhan miliar, dapat digunakan. Karena manfaatnya sangat besar bagi masyarakat,” pintanya. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply