USTR mengatakan sedang meluncurkan proses pembalasan atas kerugian senilai lebih dari 11 miliar dolar AS
Papua No. 1 News Portal | Jubi,
Washington, Jubi – Perwakilan Perdagangan Pemerintah Amerika Serikat (USTR) pada Senin (8/4/2019) mengajukan daftar produk Uni Eropa (EU) untuk dikenai sanksi. Langkah itu sebagai pembalasan atas subsidi pesawat yang diterapkan Eropa.
Daftar tersebut mencakup pesawat komersial hingga produk susu dan anggur minuman. Dengan langkah itu, USTR mengatakan sedang meluncurkan proses pembalasan atas kerugian senilai lebih dari 11 miliar dolar AS atau sekitar Rp 155,57 triliun, akibat subsidi yang diberikan EU kepada Airbus.
Baca juga : Pemimpin Uni Eropa bahas pembatasan pengaruh China
Pelayaran kapal perang Inggris ganggu hubungan dagang dengan China
Kerugian itu diklaim diakui Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menimbulkan dampak merugikan bagi Amerika Serikat.
Uni Eropa dan Amerika Serikat sudah berselisih selama lebih dari satu dasawarsa. Mereka saling menuduh memberikan bantuan secara ilegal bagi perusahaan-perusahaan raksasa pembuat pesawat, Boeing dan Airbus.
Kedua pihak tertangkap basah memberikan miliaran dolar subsidi untuk mendapatkan keuntungan dari bisnis jet secara global. Langkah USTR itu menandai peningkatan ketegangan saat Amerika Serikat berupaya menjatuhkan tarif tinggi terhadap berbagai produk EU.
USTR mengatakan Uni Eropa sendiri tidak mengubah posisinya atas sebagian besar subsidi serta memberikan bantuan tambahan sejak diperkarakan di WTO.
“Tujuan utama kami adalah untuk mencapai kesepakatan dengan EU guna mengakhiri subsidi-subsidi tak sejalan dengan aturan WTO kepada (perusahaan) besar pembuat pesawat sipil,” kata Kepala USTR, Robert Lighthizer dalam pernyataan.
Menurut dia jika EU menghentikan subsidi yang merugikan ini, tarif-tarif tambahan yang dikenakan AS akan bisa dicabut.
WTO mengatakan tahun lalu akan menilai permintaan AS untuk menjatuhkan sanksi miliaran dolar atas produk-produk Eropa sebagai balasan atas subsidi ilegal bagi perusahaan raksasa pembuat pesawat tersebut.
Amerika Serikat memperkirakan bahwa subsidi yang diberikan itu bernilai 11,2 miliar dolar dalam perdagangan. Meski EU menampik menolak perkiraan tersebut. (*)
Editor : Edi Faisol