Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balai Litbangkes) Papua bersama Eocru menggelar pameran foto tentang penyakit kusta di Gedung Balitbangkes Papua selama tiga hari, 29-31 Januari 2022.
“Ada sekitar seratus foto yang kami pamerkan di sini,” kata Marice Maniani , tim Pameran Foto dan Diskusi Tentang Kusta kepada Jubi, Sabtu (29/1/2022)
Selama tiga hari obyek seperti foto, ilustrasi, dan kisah-kisah pribadi baliknya disajikan dalam pameran. Pameran itu bertujuan memberikan gambaran tentang penyakit kusta di Papua, pencegahan hingga pengobatannya.
“Kalau sudah tumbuh bercak putih, ada yang bercak hitam, terus sudah mati rasa dan ditusuk jarum pun tidak ada rasa sakit, itu tanda gejala penyakit kusta,” katanya menjelaskan tentang gejala kusta kepada pengunjung pameran.
BACA JUGA: Balai Litbangkes Papua teliti sampel terduga varian Omicron
Kepala Balai Litangkes Papua Antonius Oktovianus mengatakan pameran foto dan diskusi kusta bertajuk “Cerita Tanpa Titik” merupakan karya dari pasien, keluarga atau pendampingan pasien, mahasiswa kesehatan, dosen kesehatan, perawat, peneliti Litangkes dan peneliti laboratorium.
“Ini merupakan gambaran kusta dari berbagai sisi dan ini pameran pertama di Papua dalam rangka hari kusta sedunia,” kata Oktovianus.
Melalui pameran ini, kata Oktovianus, setidaknya orang lebih sadar bahwa kusta masih ada dan penyakitnya harus dihilangkan, tapi tidak menjauhi penderitanya.
“Kusta bisa diobati dan bisa sembuh. Asal jangan putus obat. Dan mari hilangkan stigma terhadap kusta” ujarnya.
Ia menjelaskan kusta adalah penyakit menular kronis yang mempengaruhi kulit dan sistem saraf. Gejala penyakit kusta sangat sederhana seperti muncul bercak putih kemudian mati rasa. Jika sudah muncul gejala harus segera diobati agar tidak terlambat dan timbul kecacatan.
“Salah satu kampanyenya dengan pameran foto ini,” ujarnya.
Seorang pengunjung, Mathelda mengatakan pameran tersebut sangat bagus. Sebab melalui pameran itu ia bisa mengetahui tentang penyakit kusta.
“Baru pertama kali dengar ada penyakit ini. Tahunya dari acara pameran ini,” ujarnya.
Menurut siswa SMA Negeri 3 Jayapura tersebut acara pameran seperti itu harus rutin dilakukan. Sebab pameran tentang kesehatan menyadarkan pentingnya menjaga dan merawat kesehatan tubuh.
“Bagus untuk edukasi kepada masyarakat, terutama bagi kami para pelajar,” katanya. (*)
Editor: Syofiardi