Medan, Jubi – Balai Jalan Nasional mengubah pola pembangunan jalan di Provinsi Sumatera Utara dengan lebih mengutamakan perbaikan infrastruktur transportasi itu dari daerah pinggiran.
Kepala Balai Jalan Nasional Sumut-Aceh Paul Ames Halomoan Siahaan, Sabtu (23/4/2016), mengatakan pembangunan dari daerah pinggiran tersebut sesuai konsep nawacita Presiden Joko Widodo.
Dengan pola tersebut, daerah pinggiran juga memiliki peluang berkembang karena memiliki dukungan infrastruktur yang dibutuhkan.
Namun daerah pinggiran yang prioritas menerima pembangunan dan perbaikan infrastruktur jalan tersebut juga harus memiliki potensi tertentu.
Dengan demikian, potensi yang ada di daerah pinggiran tidak mati dan pembangunan yang dilakukan juga cepat memberikan hasil.
Ia mengatakan, selain perwujudan konsep nawacita pemerintah, pengubahan pola pembangunan jalan di Sumut juga mengubah citra negatif infrastruktur di Sumut.
Selama ini, pihaknya merasa sedih mendengarkan anekdot yang menceritakan buruknya infrastruktur jalan di Sumut dibandingkan dengan provinsi tetangganya.
“Kalau naik mobil di Aceh, enak tidurnya karena jalannya bagus. Tapi kalau jalannya sudah tidak bagus, pasti sudah sampai di Sumut,” katanya.
Pihaknya juga sering mendengarkan anekdot serupa jika pengguna kendaraan melintas dari Sumatera Barat dan Riau menuju Sumut.
Karena itu, Balai Jalan Nasional Sumut-Aceh mulai mengubah pola dengan membangun infrastruktur jalan dari pinggiran dan perbatasan Sumut dengan provinsi lain.(*)
Pihaknya berkeyakinan pengubahan pola pembangunan infrastruktur jalan dengan mengutamakan daerah pinggiran tersebut tidak akan menimbulkan masalah, termasuk rasa iri dari masyarakat perkotaan.
“Di kota sudah bagus semua, mana ada jalan nasional yang jelek,” ujar Paul.