Papua No. 1 News Portal | Jubi
Merauke, Jubi – Telkomsel kembali menghadirkan program pemberdayaan masyarakat Baktiku Negeriku berupa kegiatan kepedulian sosial (CSR) di Desa Labengki Kecil, Sulawesi Tenggara.
Baktiku Negeriku merupakan program pemberdayaan masyarakat yang menyasar daerah pelosok dengan misi, mendorong kemajuan desa berkelanjutan. Sekaligus sebagai upaya memberi nilai tambah pada lingkungan sekitar yang turut berkontribusi mendukung kemajuan Telkomsel di manapun.
Dari rilis yang diterima Jubi, Jumat (29/3/2019), Direktur Utama Telkomsel, Ririek Adriansyah, menjelaskan sebagai perusahaan yang beroperasi dengan masyarakat, Telkomsel ingin memberikan manfaat lebih kepada lingkungannya.
“Kami berharap hubungan erat dengan masyarakat, tak sebatas dalam pemanfaatan layanan Telkomsel, tetapi membangun kepercayaan dan kepedulian kuat mengembangkan potensi desa dan masyarakat di wilayah itu,” katanya.
Desa Labengki Kecil sesuai kategori yang disasar melalui program Baktiku Negeriku, berlokasi di wilayah rural dengan masyarakat yang relatif berpendapatan rendah. Selain itu, daerah dimaksud memiliki komoditas khusus atau potensi pariwisata yang belum dikembangkan secara optimal.
“Olehnya, kami bermaksud ikut mengembangkan potensi dimaksud agar taraf ekonomi masyarakat semakin meningkat,” ujarnya.
Dijelaskan, ada sejumlah kegiatan dilaksanakan di Desa Labengki Kecil, di antaranya dengan berbagai aktivitas kerja sukarela karyawan. Dimana, karyawan Telkomsel terpilih akan melakukan sosialisasi pemanfaatan tekonologi digital dan penggunaan internet secara bertanggung jawab, aman, inspiratif, dan kreatif bagi masyarakat sekitar.
Program yang menyasar pemberdayaan masyarakat berkelanjutan ini, lanjut Dirut Telkomsel, berupa penyediaan fasilitas umum seperti penyediaan kapal sebagai sarana transportasi penyedia air bersih bagi masyarakat.
“Kami akan hadirkan pula taman baca dan pusat digital yang dilengkapi perangkat komputer bersama akses Wi-Fi. Dengan adanya fasilitas itu, warga dapat belajar lebih banyak tentang pemanfaatan teknologi digital, dengan didampingi agen perubahan dari masyarakat desa yang telah mendapatkan pelatihan Telkomsel,” ungkap dia.
Telkomsel juga, katanya, memberikan dukungan untuk potensi wisata Pulau Labengki. Melalui program Baktiku Negeri di Desa Labengki Kecil, sekaligus memaksimalkan pertumbuhan pariwisata Pulau Labengki yang masih banyak belum dikenal orang. Padahal, Pulau Labengki memiliki potensi wisata sangat tinggi, sehingga disebut ‘Pulau Raja Ampat Sulawesi’ karena memiliki kemiripan dengan lokasi wisata yang terletak di Papua ini.
Lebih lanjut dikatakan Telkomsel juga membantu pembangunan gapura desa sebagai penanda dermaga serta bantuan alat kesenian daerah. Itu dengan tujuan melengkapi keahlian bermusik masyarakat sekitar guna meningkatkan daya tarik wisata.
Satu-satunya operator seluler
Dirut Telkomsel menambahkan dari sisi jaringan, Telkomsel merupakan satu satunya operator seluler yang hadir memberikan akses komunikasi di Pulau Labengki, termasuk layanan broadband 4G LTE.
Infrastruktur Telkomsel, jelas Dirut, memberikan cakupan jaringan hingga 100 persen wilayah pemukiman dan resort serta 95 persen lokasi wisata Pulau Labengki. Selain itu, melakukan optimalisasi jaringan kawasan wisata dengan membangun base transceiver station (BTS) 4G baru, meng-upgrade BTS eksisting menjadi BTS 4G, menambah kapasitas transmisi, serta memperluas keterjangkauan jaringan.
Untuk keseluruhan wilayah Sulawesi Tenggara, demikian Dirut, Tekomsel telah menghadirkan sekitar 1.700 BTS 2G, 2.900 BTS 3G dan 1700 BTS 4G.
Di wilayah Indonesia Timur, Telkomsel memanfaatkan fiber optic Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) milik Telkom. Tujuannya memperkuat backbone jaringan sehingga kualitas dan kestabilan layanan data lebih terjamin.
General Manager External Corporate Communication Telkomsel, Denny Abidin, menambahkan kehadiran infrastruktur Tekomsel sangat penting dalam menunjang potensi wisata suatu daerah. Akses komunikasi yang baik, dapat meningkatkan pengalaman para wisatawan yang aktif menggunakan layanan komunikasi selama berada di tempat wisata.
“Sekaligus meningkatkan nilai jual daerah wisata. Kami berharap upaya dalam mendigitalisasi dunia pariwisata ini, mampu menarik semakin banyak wisatawan berkunjung langsung ke Pulau Labengki, sehingga turut meningkatkan ekonomi wilayah itu,” ungkapnya. (*)
Editor: Dewi Wulandari