Bahasa-Bahasa Papua dan Bahasa Indonesia Dong Bakalai di Tanah Papua

Generasi muda Papua - Jubi/Victor Mambor
Generasi muda Papua – Jubi/Victor Mambor

Kalo kitong dengar ada orang yang bilang: ‘Selamat mpanggi imbu-imbu ndan mbapa-mbapa ngguru (Selamat pagi ibu-ibu dan bapa-bapa guru) kitong pasti tau bahwa de dari suku Lani/Dani. Kata ‘Dani’ sebenarnya diucapkan ‘nDani’ oleh orang Lani/Dani tetapi Bahasa Indonesia kase tampias [n] sehingga yang tinggal hanya kata ‘Dani’. Kalimat di atas kas tau kitong bahwa dalam Bahasa Lani/Dani ada prenasalisasi atau penambahan bunyi nasal (sengau/hidung) di posisi awal. Bila ada bunyi [b] dan [p] ada kecendrungan bunyi [m] dilekatkan di depan karena bunyi-bunyi [b], [p] dan [m] ini ketika diucapkan ada hubungannya dengan bibir, bedanya udara keluar melalui mulut untuk [b] dan [p] sedangkan ketika [m] diucapkan udaranya keluar melalui hidung . Contoh kata bahasa Dani: mbi= petatas/ubi jalar (sumber info dari Niko Kobepa)

Kalo orang Ayamaru dong bicara pasti kitong tau bahwa dong dari Ayamaru karena ada bunyi [kh] di setiap kata Bahasa Indonesia yang berakhir dengan huruf [h] seperti kata ‘parah’, ‘wah’ dll. Kalo ada orang yang bicara dengan menambahkan ‘o’ di akhir setiap kata atau kalimat seperti : “Basar o”, “Merah o”, “Tra boleh molo-molo lagi o” dll maka kitong tau bahwa orang tersebut pasti datang dari Fak-Fak, Kaimana, atau Teluk Bintuni. Kalo ada ‘ya’ di ujung setiap kata atau kalimat seperti ‘trada ya’, ‘bikin ganas skali ya’ maka kitong tau bahwa orang yang bicara begini pasti dari Sentani.

Contoh-contoh di atas kas tunjuk kitong bahwa kitong pu Tanah Papua ini kaya skali dengan bahasa. Jadi, kitong pu kekayaan bukan saja dalam tanah, di atas tanah, di laut dan di udara tetapi di dalam manusia Papua sendiri. Perbedaan-perbedaan yang ada di antara kitong pu bahasa-bahasa jangan kitong pake untuk saling remehkan satu sama lain. Jangan kitong baku hatam sendiri. Jangan kitong pake Bahasa Indonesia sebagai alat ukur atau patokan untuk kase nilai kitong pu bahasa ‘BAIK’ atau “TIDAK BAIK’. Sama saja dengan Bahasa Inggris. Jangan kitong pake Bahasa Inggris Baku di British sebagai alat ukur ‘baik’ atau ‘tidak baik’ untuk nilai orang-orang di Cina bicara Bahasa Inggris, orang-orang di India bicara Bahasa Inggris, orang-orang di Afrika bicara Bahasa Inggris, orang-orang di Pasifik bicara Bahasa Inggris, orang Jepang bicara Bahasa Inggris, orang Papua bicara Bahasa Inggris, dll.

Related posts

Leave a Reply