Papua No.1 News Portal | Jubi
Oleh Jim Redden
PACER Plus, perjanjian perdagangan dan pembangunan regional Pasifik yang telah ditandatangani oleh Australia dan Selandia Baru dan mayoritas Negara-negara anggota Forum Kepulauan Pasifik (Pacific Forum Island Countries/ FIC), akan menyediakan peluang penting bagi usaha-usaha dan pemerintah dalam mendorong pemulihan ekonomi serta integrasi di tingkat regional.
PACER (Pacific Closer Economic Relations) Plus (‘Plus’ yang berarti akan ada tambahan khusus dengan menyertakan aspek pembangunan serta perdagangan) akan segera menjadi perjanjian yang mengikat antara Australia, Selandia Baru dan semua FIC yang telah meratifikasinya.
Negosiasi PACER Plus dimulai pada 2009 dan berakhir pada 2017. Sebelas negara menandatangani perjanjian tersebut. Kepulauan Cook baru-baru ini menjadi negara kedelapan yang meratifikasi PACER Plus, menyusul Kiribati, Selandia Baru, Niue, Samoa, Kepulauan Solomon, Tonga, dan Australia. Ratifikasi dari setidaknya delapan negara diperlukan agar perjanjian perdagangan tersebut dapat diberlakukan. Ini akan terjadi pada 13 Desember 2020. Vanuatu, Nauru, dan Tuvalu telah menandatanganinya, tetapi belum meratifikasi perjanjian tersebut, sementara PNG dan Fiji belum menandatangani sama sekali.
PACER Plus menciptakan beberapa cara baru bagi FIC untuk memodernkan dan menyeragamkan sistem perdagangan, mengurangi biaya-biaya dalam perdagangan, membangun kapasitas bisnis untuk meningkatkan akses pasar dan nilai tambah, dan secara umum mendorong perdagangan intra-regional.
Beberapa manfaat potensial dari PACER Plus bisa diringkas sebagai berikut:
Pengurangan biaya-biaya dalam perdagangan
Mengingat keterpencilan Kepulauan Pasifik, meningkatkan pemfasilitasan perdagangan (pergerakan barang yang efisien antar negara) dan mengurangi biaya-biaya dalam berdagang dengan menggunakan sistem bea cukai yang lebih harmonis, meningkatkan kepatuhan pada peraturan perbatasan dan dokumen, serta menurunkan tarif kargo dan muatan terbang untuk mengurangi waktu dan biaya dari importir dan eksportir.
Mendorong perdagangan dalam bentuk jasa
Di banyak FIC, industri jasa mencakup lebih dari 65% aktivitas perekonomian, jadi dukungan agar ada perkembangan dalam perdagangan jasa itu sangat penting untuk pembangunan ekonomi. Usaha-usaha di wilayah Pasifik yang bergerak di bidang layanan jasa – seperti akuntansi, keuangan, manajemen, TIK, telekomunikasi, kesehatan, pendidikan, dan yang terpenting, pariwisata – akan mendapatkan kepastian dan transparansi, serta membuka peluang akan pasar-pasar baru. Dengan bantuan dari Australia dan NZ, standar perlindungan konsumen yang belum dikembangkan dengan optimal dan pembayaran elektronik FIC yang terbatas akan ditingkatkan untuk mendorong pengembangan perdagangan elektronik di wilayah ini.
Meningkatkan transfer tenaga profesional yang berkualifikasi dan semi-kualifikasi
Transfer tenaga kerja berkualifikasi dan semi-kualifikasi akan lebih mudah untuk dilakukan. Pasca Covid-19, PACER Plus akan membantu memfasilitasi pergerakan tenaga profesional terampil yang disponsori oleh pemberi kerja di Australia, terutama yang diperlukan untuk proyek infrastruktur, pengembangan TIK dan perdagangan elektronik, pendidikan, dan menopang layanan kesehatan. Ada kemungkinan akan adanya ‘visa kartu seperti APEC’ yang diperkenalkan untuk memungkinkan tenaga profesional seperti insinyur, tenaga kesehatan, dan spesialis TIK untuk bergerak dengan lebih bebas di seluruh wilayah Pasifik. Kekhawatiran bahwa ini akan menyebabkan ‘brain drain’ Pasifik dijawab oleh fakta bahwa PACER Plus hanya memberikan akses sementara, bukan permanen.
Program tenaga kerja khusus untuk tenaga kerja berkualifikasi rendah
Meskipun perjanjian PACER Plus tidak menjamin adanya akses khusus untuk orang-orang Kepulauan Pasifik seperti yang saya inginkan, perjanjian ini memang diharapkan akan membawa sejumlah keuntungan tambahan bagi penandatangannya seperti ‘skema mobilitas tenaga kerja’ yang lebih dikembangkan untuk memaksimalkan keuntungan dalam hal pembangunan, dan mendukung upaya membangun kapasitas tenaga kerja. Negara-negara yang tidak menandatangani PACER Plus seperti Fiji dan PNG sebenarnya juga menikmati keuntungan dari partisipasi program migrasi sementara Pasifik yang disusun atau dikembangkan selama negosiasi PACER Plus.
Keunggulan penggerak pertama dan penambahan bantuan untuk perdagangan
Negara-negara PIF yang telah meratifikasi PACER Plus akan memperoleh keuntungan sebagai segmen yang menyepakati perjanjian ini, atau disebut keunggulan penggerak pertama, dalam bentuk akses pasar dan penambahan dalam program yang ada, seperti akses ke skema mobilitas tenaga kerja baru atau yang di kembangkan serta bantuan untuk paket perdagangan yang bernilai sekitar AU$ 25 juta yang dialokasikan khusus untuk membantu menyelesaikan kendala-kendala dalam persediaan barang dan untuk membangun kapasitas perdagangan FIC. Ini dapat mencakup fasilitas pemrosesan dan aset karantina yang baru, seperti yang ingin dikembangkan di Kiribati untuk produk ikan dan kerajinan tangan mereka. Sebuah unit pelaksana kemungkinan akan ditempatkan di Samoa untuk memberikan dukungan institusional dan perdagangan yang teknis dan membantu FIC dalam mengimplementasikan perjanjian ini.
Meningkatkan kerja sama kesehatan
Di bawah PACER Plus, peningkatan kapabilitas dalam bidang sanitasi, fitosanitasi, dan karantina untuk mengendalikan penyakit hewan dan manusia akan memudahkan akses pasar dan meningkatkan kerjasama perdagangan dalam layanan dan produk kesehatan. Pengurangan tarif atas produk-produk kesehatan – seperti alat pelindung diri, teknologi kesehatan, dan obat-obatan – bersamaan dengan tingginya arus kunjungan tenaga kesehatan dan tenaga kesehatan terkait lainnya itu sangat diperlukan.
Berkontribusi pada perbaikan tata kelola ekonomi
Kerangka-kerangka legislatif dan institusional yang diwajibkan oleh perjanjian perdagangan dan pembangunan PACER Plus ini berarti FIC perlu mempublikasikan semua undang-undang, peraturan, keputusan yudisial, dan keputusan administratif yang memengaruhi perdagangannya. Setiap wajib pajak, peraturan, atau larangan yang baru atas ekspor dan impor perlu dipublikasikan sehingga menciptakan lingkungan yang penuh kepastian dan transparansi bagi sektor swasta. Bantuan dalam dukungan perdagangan juga akan membantu FIC dalam upaya ini, yang paralel dengan desakan baru-baru ini dari orang-orang seperti Biman Prasad agar tata kelola dan kapasitas institusional di sekitar Pasifik ditingkatkan.
Tampaknya Fiji juga akan bergabung dengan menandatangani perjanjian tersebut dalam waktu yang tidak terlalu lama mengingat hubungan diplomatiknya yang kian membaik dan potensi keuntungan akan dihasilkan. PNG juga masih ragu-ragu, terutama dengan alasan politik, karena mereka menginginkan sebuah perjanjian perdagangan bebas langsung dengan Australia. Namun beberapa pejabat PNG bidang perdagangan memperkirakan negara itu juga akan bergabung.
Secara keseluruhan, PACER Plus adalah sebuah kesepakatan saling menguntungkan yang akan membantu merangsang pemulihan ekonomi di kawasan Pasifik dan memodernkan sistem perdagangan regional. Partisipasi dengan PACER Plus juga akan membantu mempersiapkan negara-negara anggota PIF ketika mengikuti perjanjian perdagangan lainnya seperti Regional Comprehensive Economic Partnership, perjanjian perdagangan terbesar di dunia. Seperti yang dikatakan oleh Perdana Menteri Kepulauan Cook, Mark Brown, mengenai PACER Plus:
Perjanjian PACER Plus ini penting bagi negara kita. Diversifikasi ekonomi adalah landasan dari strategi pembangunan kita, dan kebijakan perdagangan internasional adalah alat strategis penting yang kita gunakan untuk mendiversifikasi ekonomi kita. Kita telah berpartisipasi secara aktif dalam negosiasi PACER Plus dan berupaya keras untuk memastikan bahwa kita puas perjanjian itu sesuai dengan preferensi kita. Kita yakin PACER Plus akan membuka peluang perdagangan dan investasi baru bagi Kepulauan Cook yang belum ada sebelumnya. (Development Policy Centre/Australian National University)
Jim Redden adalah dosen bidang perdagangan, bisnis dan isu pembangunan di Universitas Adelaide dan merupakan penasihat eksternal Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT).
Editor: Kristianto Galuwo