Atletik, dari unggulan sampai hilangnya lumbung emas di PON Papua

Papua-Tyas Murtiningsih
Atlet putri Jabar, Tyas Murtiningsih, peraih medali emas 100 meter putri PON XX Papua 2021 - Jubi/Humas PON Papua

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Cabang olahraga (cabor) atletik pernah menjadi lumbung medali emas selama Provinsi Papua mengikuti pesta akbar empat tahunan ini. Namun sebagai tuan rumah di PON XX 2021 hanya meraih satu medali emas pada nomor lempar cakram. Medali emas itu disumbang oleh Arnoldus Gawai dengan lemparan sejauh 49,78 meter.

“Sebagai mantan atlet dan pelatih atletik, jelas sangat kecewa dengan torehan hasil tim cabor atletik di PON 2021. Ini jelas memberikan gambaran bahwa mantan atlet belum tentu mampu menjadi pelatih yang baik. Butuh kerja keras dan terus belajar,” kata Ule Latumahina kepada arsip.jubi.id di kediamannya, pekan lalu.

Read More

Dia menambahkan cabang atletik merupakan nomor andalan dan kebanggaan masyarakat Bumi Cenderawasih sejak mengikuti pesta olahraga empat tahunan ini.

“Adolina Rerei, atlet putri lempar lembing peraih medali emas pertama di PON 1969 telah membuktikan itu,” katanya seraya menambahkan dalam PON Jakarta 1985 Leo Kapisa bisa meraih tiga medali emas nomor 100 meter, 200 meter, dan empat kali seratus meter.

Begitupula dengan Yosep Miagan dalam nomor lari 800 meter dan dasa lomba mampu memperoleh dua medali emas.

“Terakhir tim cabor atletik Papua hanya meraih 10 medali di PON Sumatera Selatan dan penampilan terakhir Franklin Burumi pada nomor 100 meter putra,” katanya.

Mantan atlet PON Irian Barat di PON ke V Jawa Barat 1962 menyebutkan Provinsi Irian Jaya sejak 1980-an selalu bersaing dengan Jawa Barat, Jawa Timur, dan DKI.

“Hampir selalu bersaing dalam merebut medali emas bersama Jawa Barat, Jatim, dan DKI Jakarta. Waktu itu NTB belum meraih medali,” katanya mengenang masa jaya tim atletik Papua kala itu.

Papua-Ule Latumahina
Mantan atlet PON Irian Barat di PON ke V Jawa Barat 1962, Ule Latumahina – Jubi/Dok

Dalam PON 2021, sebagai tuan rumah di Timika, tim atletik Papua hanya meraih medali emas nomor cakram. Sedangkan juara umum cabor atletik diraih tim PON Jawa Barat dengan jumlah medali 11 emas dan lima perak. Sedangkan  peringkat kedua ditempati DKI Jakarta dengan enam emas, lima perak, dan delapan perunggu. Selanjutnya peringkat ketiga menjadi milik Nusa Tenggara Barat dengan enam emas, empat perak, dan tiga perunggu.

Kejurda atau Pekan Olahraga Provinsi Papua

Guna mengangkat kembali prestasi PON 2024 nanti, menurut Ule Latumahina yang kini menjadi pengurus Perbakin Papua, sudah harus melakukan persiapan seleksi atlet untuk Pekan Olahraga Provinsi Papua atau Kejuaraan Daerah Cabang Olahraga.

“Saya meminta agar jangan sampai terlambat untuk persiapan PON 2024 di Aceh dam Sumatera Utara,” katanya.

Pasalnya lanjut dia, kalau terlambat persiapan dan seleksi atlet, mungkin yang terburuk terpaksa harus kontrak atlet.

“Ini sangat tidak mungkin dan memalukan karena fasilitas olahraga lengkap termasuk lima lintasan atletik di Timika, Stadion Lukas Enembe, Buper, dan Kampus Uncen serta di Serui dan Biak,” katanya.

Hal senada juga dikatakan dosen Penjaskes Universitas Cenderawasih, Dr Daniel Womsiwor, bahwa persiapan Porprov Papua harus segera dilaksanakan pada 2022 agar persiapannya matang.

“Jangan sampai terlambat,” katanya dalam diskusi 60 menit di TVRI Papua, belum lama ini.

Menanggapi persiapan porprov, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Alex Kapisa, mengatakan siap melaksanakan karena akan dimulai dengan pekan olahraga mahasiswa, dan juga pekan olahrgara pelajar hingga akhirnya porprov. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply